Sakit Hati, Ratusan Kiai Depok Kompak Pilih Supian Suri Hadapi Petahana: Cukup 20 Tahun "Puasa"

Ratusan kiai dukung Supian Suri di Pilkada Depok
Sumber :
  • siap.viva.co.id

Siap – Supian Suri atau yang akrab disapa SS, kembali mendapat gelombang dukungan untuk maju sebagai bakal calon Wali Kota Depok. Kali ini, hal itu disuarakan oleh ratusan ulama.    

Supian Suri Berkomitmen Akan Naikan Insentif RT RW Jadi Rp1,5 Juta Jika Terpilih Jadi Walikota Depok

Para habaib, kiai dan ustadz itu sepakat mendukung Supian Suri karena sejumlah faktor. Utamanya, mereka mengaku kecewa dengan gaya kepemimpinan dari partai penguasa Depok saat ini. 

Setidaknya hal itu diungkapkan oleh Pembina Majelis At Taubah, Kiai Abu Bakar Madris

Memahami Permasalahan Kemacetan di Jalan Sawangan Depok, Supian Suri Beri Solusinya Begini

Sosok yang akrab disapa Kiai Abu itu menilai, pemimpin Depok sejak 20 tahun terakhir ini kurang memperhatikan nasib para ulama, khususnya mereka yang mengajar di kampung-kampung. Di antaranya soal dana bimbingan rohani atau binroh

"Kita para kiai itu banyak diantaranya binroh itu kita nggak pernah tahu. Padahal itu anggarannya untuk 2.000 ustadz yang dapat anggaran dari Pemda (pemerintah daerah)," jelasnya usai memimpin deklarasi pemenangan Supian Suri di Cilodong, Depok, pada Selasa, 25 Juni 2024.  

Upaya Membendung Angka Golput Pada Pilkada Depok, GSS Sebut Supian Suri Walikota Semua Lapisan

"Kita sendiri yang Majelis At Taubah yang ketahuan paling tua itu nggak ada (bantuan). Dulu pun cuma 20 (orang yang dibantu), sekarang sudah hilang," ujarnya. 

Kemudian, lanjut Kiai Abu, para kiai dan ustadz ini juga mengeluhkan minimnya bantuan pemerintah, terutama soal hibah madrasah

"Sampai hari ini belum ada bantuan dari pemerintah kota, walaupun katanya ada Perda-nya." 

20 Tahun Puasa

Selanjutnya, ia menyinggung soal janji kampanye wali kota yang sempat mewacanakan satu kecamatan satu madrasah negeri. 

"Sampai hari ini adalah nol besar." 

Kiai Abu menegaskan, pihaknya sudah sangat kecewa dengan gaya kepemimpinan partai penguasa Depok saat ini. 

"Jelas kekecewaan itu sangat banyak, terutama hal-hal bantuan, atau paling tidak beginilah yang paling gampang, kiai Depok itu bukan segelintir, ada ratusan. Nah yang diperhatikan jangan dia lagi, dia lagi, seolah-olah kayak enggak ada kiai lagi di Depok," ujarnya.  

Menurut Kiai Abu, sebaiknya pemimpin Kota Depok saat ini segera bertaubat. 

"Pikirin aja dosa-dosanya terhadap masyarakat, bagaimana masyarakat dikecewakan, bagaimana masyarakat disakiti yang dia tertawa di atas penderitaan orang lain," tegasnya. 

Satu lagi, Kiai Abu juga menyinggung soal eksistensi para ulama di Masjid Baitul Kamal yang berada di lingkungan Pemkot Depok. 

"Itu kan namanya masjid Pemda, milik semua masyarakat, nah kita kan ada 63 kelurahan, setiap Jumat itu ganti lah ustaznya dari masing-masing kelurahan, biar mereka merasakan juga ini (masjid) milik mereka, jangan cuma orang-orang yang dekat dengan penguasa yang diudang," ujarnya.

Kiai Abu Bakar Madris dukung SS jadi Wali Kota Depok

Photo :
  • siap.viva.co.id

Kiai Abu percaya, Depok akan jauh lebih baik dengan adanya kehadiran Supian Suri sebagai bakal calon wali kota.

"Insya Allah Pak Supian Suri bisa membangun Depok sama-sama. Terlebih dia punya latar belakang sekolah kepemerintahan. Selain itu dia adalah putra lokal yang memang sangat mencintai ulama dan warga Depok," tuturnya. 

"Udah cukup 20 tahun puasa, kagak dapat apa-apa. Itu pun ketika ada Pradi jadi wakil wali kota aja baru tahu (ada binroh) dan itu cuma dapat 20 orang dari 2.000 kuota. Nah setelah Pradi enggak jadi ya nol sekarang," timpalnya lagi.

Bukan Wali Kota Kelompok

Sementara itu, Supian Suri mengaku sangat terharu dengan adanya dukungan dari para ulama Kota Depok ini. 

Terkait dengan keluhan para ulama tersebut, sosok Sekretaris Daerah (Sekda) non aktif Kota Depok itu kembali berjanji, dirinya tidak akan pernah membeda-bedakan dalam memberi pelayanan. 

"Makanya saya sampaikan beberapa kesempatan saya mau jadi Wali Kota Depok, bukan wali kota kelompok."

Menurutnya, ini sebagai jawaban bahwa pemimpin Kota Depok harus hadir di seluruh elemen masyarakat. 

"Hadir untuk semua, dan harus memperhatikan untuk semua, bukan hanya untuk sekelompok," tegasnya.