Analisa Tajam Faizal Assegaf Bongkar Fakta People Power Rakyat Bersatu Pemakzulan Jokowi

Tangkap layar
Sumber :
  • Youtube abhram sammad speak up

Siap –Kritikus politik Faizal Assegaf mengkritik keras Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin dimakzulkan. 

Muncul Sinyal Dukungan Partai NasDem untuk Kaesang di Pilkada Jakarta, Asal Mau Jadi Cawagub Anies

Dalam kanal YouTube Abraham Samad Speak Up, Assegaf mengatakan bahwa keinginan untuk memakzulkan Jokowi bukan datang dari rakyat, melainkan dari lingkaran inti kekuasaan Jokowi sendiri.

Assegaf menjelaskan bahwa keinginan untuk memakzulkan Jokowi sudah terungkap dalam pertemuan antara Menko Polhukam Mahfud Md dengan perwakilan Petisi 100. 

Dituding Rocky Gerung Masuk Angin soal Pilgub Jakarta, Ini Jawaban PKS

Pertemuan tersebut, menurut Assegaf, merupakan bukti bahwa Mahfud dan rakyat sudah gerah dengan Jokowi dan keluarganya.

"Pertemuan itu sudah menunjukkan Pak Mahfud dan rakyat yang diwakili oleh petisi 100 itu sudah tampar-tampar Jokowi begini kamu keluar dari istana jangkan rakyat pembantu utama kamu sudah menerima aspirasi rakyat dan gerah dengan Jokowi dan keluarga," kata Assegaf.

Pilu, Ibu Kandung Pegi Setiawan Minta Tolong Jokowi Usai Sidang Ditunda, Kami Orang Miskin

Assegaf juga menyindir pernyataan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang mempersilakan siapa saja yang ingin memakzulkan Jokowi. .

Menurut Assegaf, pernyataan Gibran tersebut merupakan tantangan yang tidak melihat efeknya di masa depan.

"Diberikan ruang yang terhormat itu Pak Mahfud sadar bahwa orang-orang ini adalah kelompok yang sangat marah terhadap Jokowi maka sebenarnya secara simbolik makna yang paling mendalam di sana tanpa perlu ada narasi," kata Assegaf.

Assegaf berharap agar para tokoh akademisi dan tokoh kritis lainnya juga ikut berperan dalam upaya pemakzulan Jokowi. 

Menurut Assegaf, mereka perlu menyadarkan para otoritas di lingkaran kekuasaan bahwa mereka digaji oleh rakyat.

"Kita berharap para tokoh akademisi juga mereka meluangkan waktu bersilaturahmi dengan Panglima TNI dengan Kapolri dengan para otoritas di lingkaran kekuasaan untuk menyadarkan semua pihak bahwa mereka digaji oleh rakyat," kata Assegaf.

Assegaf menegaskan bahwa tujuan dari serangan ini adalah untuk mencuri suara rakyat dan menghancurkan kedaulatan politik rakyat.

"Kritikan keras ini bukan hanya sekadar politik cawe-cawe, tapi juga merupakan strategi untuk merusak demokrasi dengan menghaluskan politik cawe-cawe," tegas Assegaf.

"Jokowi bersikap cawe-cawi karena ketakutannya terhadap konsekuensi hukum yang mungkin dihadapinya jika turun dari kekuasaan"

"salah satu pembantunya, yang menyiratkan kemungkinan penjara jika kalah dalam pertarungan politik, menjadi landasan utama"

Ia lantas menyebut, Mahfud dan rakyat yang diwakili oleh petisi 100 itu soalah sudah menampar Jokowi. 

"Ini negara, bukan harta warisan pribadi," tegasnya. 

"Mereka ingin mengusir lima orang aktor perusak demokrasi, yaitu Jokowi, Iriana, adik ipar Jokowi, Kaesang dan Gibran." 

Bahkan, Menurut kata Faisal, Mahfud MD mengatakan kalau rakyat melakukan people power, atau revolusi itu adalah kehendak rakyat. 

"Nah itu satu ucapan yang menurut saya tidak pernah keluar selama hampir 9 tahun Jokowi berkuasa. Belum ada pembantu utama di level Menkopolhukam mengurai sesuatu yang mengancam kekuasaan Jokowi," katanya.