Analisis Tajam Willy Smits Bongkar Fakta Mengejutkan Dampak Buruk IKN pada Alam dan Orangutan

Willy smits
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Aktivis perlindungan orangutan, Willy Smits, memberikan kritikan tajam terhadap pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (IKN) dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Renald Khasali

Diresmikan Jokowi, Universitas Gunadarma Jadi Kampus Pertama di IKN Berskala Internasional

Menurut Smits, pembangunan IKN berdampak negatif terhadap alam, khususnya terhadap habitat orangutan di daerah tersebut.

"Kami menghirup kehidupan dari pohon-pohon di sekitar kita. Ini memberikan kita kekuatan untuk bertahan hingga 50%. Namun, dengan adanya IKN, saya khawatir akan terjadi gangguan terhadap ekosistem yang kami upayakan untuk lestarikan,"ujar Smits.

Komitmen Pos Indonesia sebagai Logistic Partners Pemerintah di Ibu Kota Nusantara

 

Dia melanjutkan, IKN berada di sebelah timur Samboja, yang merupakan zona perluasan.

Mulai Diramaikan, 200 Ribu CASN Ditempatkan di IKN

 

Di Samboja, Smits mendirikan Yayasan Bos Orangutan Survival Foundation untuk merawat orangutan yang tidak dapat kembali ke alam bebas.

 

"Ada beberapa orangutan yang tidak dapat kami kembalikan ke alam bebas karena trauma, kehilangan tangan, atau mengidap penyakit kronis. Oleh karena itu, saya merancang dan membangun ekolokasi di dalamnya, menciptakan lingkungan di mana mereka dapat hidup bebas tanpa membahayakan populasi alam,"jelasnya.

 

Namun, Smits menyoroti dampak IKN terhadap satwa liar.

Jalan tol yang melewati dekat Samboja memotong sekitar satu setengah hektar lahan alang-alang, meskipun sebagian besar masih aman.

 

"Saya memahami kebutuhan pembangunan, tetapi IKN harus mempertimbangkan dampaknya terhadap satwa liar. Kebisingan dari alat berat dan jalan tol dapat mengganggu kehidupan alam, terutama orangutan," tambah Smits.

 

Beberapa pihak berpendapat bahwa IKN melanggar alam, namun Smits membantahnya.

Menurutnya, di selatan Sungai Mahakam dan timur Sungai Barito di Kalimantan Tengah, tidak pernah ada populasi alam orangutan yang asli.

"Segitiga tersebut tidak pernah menjadi tempat orangutan sebelumnya. Semua orangutan di sana berasal dari Yayasan Bos yang bekerja keras untuk melestarikan mereka," tegasnya.

Meskipun ada kritik terhadap IKN, Smits tetap berharap agar pembangunan dapat mempertimbangkan pelestarian alam dan satwa liar, terutama orangutan yang menjadi fokus perjuangannya.