Terbongkar, Ternyata Ini Kisah Dibalik Pencalonan Pramono Anung dan Rano Karno di Pilgub Jakarta
- Istimewa
Siap –Pramono Anung dan Rano Karno akhirnya buka suara terkait beragam spekulasi liar yang marak beredar ditengah masyarakat terkait pencalonan sebagai bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilgub Jakarta.
Pramono Anung mengatakan bahwa keputusan untuk mengusung dirinya dan Rano Karno untuk maju sebagai calon Gubernur dan Wakilnya di Jakarta bukanlah sebuah keputusan yang mudah bagi PDIP.
Karena menurut Pramono Anung banyak proses yang harus dilewati hingga akhirnya, dirinya dan Rano Karno mendapatkan mandat tersebut.
"Begitu diputuskan, saya bilang ke bang Rano kita harus all out," kata Pramono Anung seperti dikutip Youtube Najwa Shihab.
Bahkan, kata Pramono Anung, saat kami akan berangkat mendaftar ke KPUD, dirinya sempat menghubungi ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Saya bilang, saya mendaftar pukul 11.00 siang, Saya menjalankan apa yang menjadi keputusan dan Saya tidak Ragu ragu untuk itu," kata Pramono Anung.
Lebih lanjut Pramono Anung menjelaskan, sebenarnya bu Mega tau kalau dirinya tak pernah muncul di lembaga survei manapun dalam hal calon kepala daerah.
"Sebenarnya, saya tidak pernah mau masuk survei, sehingga sampai saat ini nama saya tidak ada di semua lembaga survei," ucap Pramono.
Seperti diketahui, marak isu yang beredar nahwa majunya pasangan Pramono Anung dan Rano Karno ini hanya sebuah formalitas dam lain sebagainya lantaran secara hitungan diatas kertas berdasarkan hasil survei kemungkinan menangnya kecil.
Menanggapi hal tersebut, Rano Karno yang juga hadir dalam sesi wawancara itu menjawab bahwa, sebenarnya maju sebagai calon wakil Gubernur Jakarta ini merupakan spekulasi terberat dalam dirinya.
"Kenapa berat? Oke kalau menang, kalau kalahkan saya harus keluar dari DPR," kata Rano Karno.
Namun demikian, Rano Karno menuturkan bahwa dirinya ucapan Megawati terhadap dirinya ketika bicara soal maju sebagai cawagub jakarta membuat dorongan tersendiri.
"Sejujurnya, saya kemarin itu sudah sampai pada posisi menolak dengan segala konsekuensi yang ada, bahkan kalau sampai keluar dari partai," tuturnya.
"Tapi, ada kata kata bu Mega yang membuat saya berfikir, beliau bilang jakarta sebentar lagi akan ditinggal, sudah tak lagi jadi ibukota, habis itu Jakarta mau jadi apa begitu kata beliau," sambung Rano Karno.
Tak hanya itu, Rano Karno juga mengatakan dirinya bertanya tanya kenapa bu Mega bisa memilih Pramono Anung, ternyata ketika Jakarta resmi tidak menjadi ibu kota, Jakarta harus punya administrasi baru.
"Dan Mas Pram inilah pakarnya soal tata negara dan tata pemerintahan," ungkap Rano Karno.