Tangis Eks Mentan SYL saat Baca Surat Pembelaan: Seolah-olah Saya Rakus dan Maruk
- Istimewa
"Terlebih lagi saya mendengar informasi bahwa terjadi pembentukan atau framing opini yang mengarah pada cacian, hinaan, olok-olok, serta tekanan yang luar biasa dari pihak tertentu kepada saya dan keluarga saya," ujarnya.
"Baik di tingkat pemeriksaan maupun dalam proses persidangan, mulai dari berita bohong atau hoax, bahwa saya menghilang dan melarikan diri pada saat melaksanakan tugas negara di luar negeri, sampai pada hal-hal yang menurut saya melampaui batas keadaban masyarakat Indonesia," timpalnya lagi.
Hal tersebut, kata SYL, telah membuatnya hampir merasa putus asa, mengingat selama ini ia mengklaim, hanya berniat untuk bekerja memberikan pengabdian terbaik bagi bangsa dan negara di seluruh rakyat Indonesia.
"Dan menjadikan tugas tanggung jawab saya menjadi bagian dari ibadah saya pada Tuhan yang Maha Kuasa, baik itu sebagai aparatur maupun anggota masyarakat."
Eks Mentan SYL berpendapat, pembentukan atau framing opini tersebut seakan menjadi vonis yang mendahului putusan hakim.
Psikologi yang terbentuk membuat kepanikan dan ketakutan bagi orang-orang yang sebenarnya mau memberi kedukungan baik fakta, maupun moril.
"Seakan tuduhan kepada saya ini bisa menyeret semua orang yang pernah berkenalan dan menjalin silaturahmi dengan saya, baik dalam kedinasan maupun secara pergaulan," tuturnya.