Gibran Sebagai Cawapres Prabowo: Megawati Siapkan Aksi Balas Dendam, Fakta Mengejutkan Rocky Gerung

Jokowi dan Rocky Gerung
Sumber :
  • Siap.Viva.co.id sumber tvonenews.com

Siap –Dalam sebuah keputusan yang mengejutkan dunia politik, Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), telah resmi diumumkan sebagai bakal calon wakil presiden (Cawapres) yang akan mendampingi bakal Calon Presiden Prabowo Subianto dalam Pemilu 2024. 

Respon Jokowi Atas Putusan DKPP Berhentikan Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Keppres Belum Masuk

Prabowo Subianto, dalam pernyataan resminya, mengatakan bahwa keputusan ini telah melalui berbagai pertimbangan dan konsensus yang kuat.

Awalnya, Gibran Rakabuming Raka diusung oleh Partai Golkar sebagai calon wakil presiden untuk 2024 bersama Prabowo Subianto.

Terseret Kasus Asusila Berikut 5 Kontroversial Hasyim Asy'ari Ketika Menjabat Menjadi Ketua KPU

 Namun, kejutan terjadi ketika Prabowo secara resmi menunjuk Gibran sebagai cawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). Hal ini mengejutkan banyak pihak mengingat Gibran adalah kader dari PDIP, partai yang saat ini mendukung Presiden Jokowi.

Hingga saat ini, status Gibran di PDIP masih belum jelas, dan belum ada penjelasan resmi mengenai posisinya setelah dideklarasikan sebagai bakal cawapres Prabowo.

Polemik Judi Online, Menkominfo hingga Wulan Guritno Jadi Sorotan

Reaksi Rocky Gerung terhadap pasangan Prabowo-Gibran yang meninggalkan PDIP juga mencuat. Dia mengkhawatirkan potensi dendam antara Megawati Soekarnoputri dan Jokowi. 

"Bagi PDIP sudah final justru, melihat oke sudah selesai di situ, maka tinggal tunggu perang dan perang pemilu hari ini, atau hari-hari ini tidak lagi akan jadi perang narasi, tapi perang kecurangan," ujarnya dilansir Youtube Rocky Gerung Official.

Menurut Rocky, situasi ini berbeda dari Pilpres 2019, karena sekarang terdapat elemen-elemen vendetta (balas dendam) yang kuat di balik layar.

Menurutnya, Prabowo memilih Gibran dengan pertimbangan politik, sementara Jokowi akan menggunakan segala kemampuannya untuk bersaing dengan Megawati. 

Hal serupa berlaku bagi Megawati, yang harus menghadapi kenyataan bahwa Gibran, seorang mantan kadernya, menjadi cawapres Prabowo.

Selain itu, Rocky Gerung menggambarkan persaingan dalam Pilpres sebagai pertarungan antara alat-alat kekuasaan, tanpa lagi melibatkan adu ide dan gagasan. 

Ia menggunakan analogi mafia untuk menjelaskan dinamika politik yang sedang berlangsung, dengan dua "geng" yang bersaing, yaitu "geng Istana" dan "geng Teuku Umar" (kediaman Megawati).

Demikianlah, Pilpres 2024 diprediksi akan menjadi pertarungan sengit di mana faktor-faktor politik, intrik, dan dendam pribadi memiliki peran kunci dalam menentukan hasilnya.