Menerka Kekuatan Pilkada, Golkar Pede Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Masih Bisa Naik

potret Ridwan Kamil dan Airlangga Hartarto
Sumber :
  • istimewa

Siap – Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, meyakini elektabilitas mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK) bakal terus naik. Lantaran waktu pendaftaran calon Kepala Daerah masih satu bulan lagi.

Praktisi Hukum UI Soal IBH-Ririn Ngadu ke MK Gegara Kalah Pilkada Depok: Gugatan yang Putus Asa

Saat ini elektabilitas Ridwan Kamil di Jawa Barat menempati posisi tertinggi. Namun di Jakarta, nama Ridwan Kamil berada di bawah Anies Baswedan dan juga Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

”Masih ada waktu satu bulan untuk bekerja keras. Ya tentu dua-dua nya (elektabilitas di Jawa Barat dan Jakarta) harus kita dongkrak dulu,” kata Airlangga, dalam pernyataannya yang dikutip Rabu, 17 Juli 2024.

Jokowi Digosipkan Jadi Anggota Kehormatan Golkar, Pengamat: Gibran Tak Bisa Manuver di Gerindra

Airlangga mengungkapkan bahwa partainya telah memerintahkan Ridwan Kamil agar bersiap untuk bertarung dalam pilkada Jakarta atau Jawa Barat. Surat tugas itu juga telah lama diberikan kepada Ridwan Kamil.

"Kan (Partai Golkar) sudah memberikan pesan kepada RK untuk di Jakarta atau di Jabar," terangnya.

Jokowi dan Gibran Resmi Jadi Anggota Kehormatan Golkar, Pengamat: Dinamika Politik Semakin Menarik

Adapun Airlangga mengatakan bahwa di Jawa Barat, elektabilitas Ridwan Kamil cukup tinggi yakni mencapai 52 persen.

Beberapa lembaga survei seperti Indikator Politik Indonesia dan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) sudah merilis hasil survei terbaru untuk pilkada Jawa Barat yang didominasi oleh Kang Emil.

Terlepas diduetkan dengan siapa pun, hasil survei memperlihatkan nama Ridwan Kamil lebih unggul dari figur lainnya.

Sementara di jakarta, Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas RK berada dalam tiga besar. Dengan elektabilitas 8,5 persen, mantan Gubernur Jawa Barat itu bersaing dengan Anies dan Ahok.

”Tentu di Jabar suaranya sudah lebih dari 52 persen. Tetapi, kami minta yang delapan persen itu dinaikan. Karena partai akan memutuskan apabila (hasil survei) sudah perlevel dengan calon-calon yang lain,” tandas Airlangga.