Amarah! Hubungan Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Terpilih Prabowo Subianto Selesai, Kenapa Ya

Hubungan Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Terpilih Prabowo
Sumber :
  • Istimewa

<p>Siap – Rencana pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra dan presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri sebelumnya mencuat.

Begini Jawaban Presiden Prabowo Ketika Ditanya Pilih Siapa saat Nyoblos di TPS 08 Bojong Koneng

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menyatakan pertemuan dapat terjadi setelah proses di Mahkamah Konstitusi (MK) selesai.

"Kalau pertemuan kan sebagaimana kami sampaikan itu sesuatu hal yang positif. Tetapi, kita juga sangat memahami bagaimana Ibu Mega, PDI Perjuangan, memegang prinsip-prinsip yang fundamental,” 

Dipercaya Prabowo untuk Pimpin Depok, Supian-Chandra Janji Laksanakan Revolusi Putih

“Bagaimana terkait dengan kecurangan Pilpres yang diproses melalui Mahkamah Konstitusi, ada juga sidang terkait dengan PTUN, sehingga tentu saja momentum,”

“Kalau pertemuan setelah seluruh tahapan-tahapan itu dilakukan," ucap Hasto di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat 12 April 2024. 

Menteri BUMN bakal Rombak Direksi dan Komisaris BUMN, Ini Alasannya

Hasto mempertegas tidak ada persoalan personal di antara Megawati dengan Prabowo, hanya pihaknya sedang fokus kepada proses di MK sebagai prioritas kini.

Baru saja mencuat kabar bahwa Megawati Soekarnoputri bersama Presiden Terpilih, Prabowo Subianto telah putus hubungan menurut Jurnalis senior Hersubeno Arief atau kerap disapa Hersu. 

Diduga lantaran PDIP tidak mengundangnya dalam rapat kerja nasional (Rakernas) V pada 24-26 Mei 2024 yang juga menjadi tanda partai berlambang banteng akan memilih berada di luar pemerintahan Prabowo Subianto.

"Kelihatannya hubungan antara Pak Jokowi dan Ibu Megawati betul-betul selesai, tapi bahkan dengan Pak Prabowo juga kelihatannya selesai ya Bung Rocky," ucap Hersu, dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official pada Senin 20 Mei 2024.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai keputusan PDIP tidak mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rakernas V mempertegas posisi partai menjadi oposisi.

Menurutnya, keputusan tidak mengundang ke Rakernas V menandakan Jokowi dan PDIP telah tidak lagi berada pada posisi sama. 

“Ini penegasan bahwa relasi Presiden Jokowi - PDIP sudah selesai alias the end,” ujarnya saat dikonfirmasi pada Sabtu 18 Mei 2024. 

“Ini juga bisa memperkuat persepsi publik juga bahwa kemungkinan besar PDIP akan memilih berada di luar pemerintahan ketika Prabowo - Gibran memimpin,” sambung Baskoro.

Kondisi itulah, pernyataan Baskoro, salah satunya disebabkan karena pengaruh besar Jokowi dalam pencalonan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka menjadi wakil presiden dari Prabowo.

“Sehingga ketika PDIP masuk, peran politik yang dimainkan sebatas pelengkap saja,” kata Baskoro.