Apa Kabar Kasus Dugaan Korupsi Damkar Depok?
- siap.viva.co.id
Siap – Petugas Damkar Depok, Sandi Butar Butar tengah jadi sorotan publik lantaran nekat membongkar dugaan korupsi di tempatnya bekerja.
Tak tanggung-tanggung, Sandi di dampingi kuasa hukumnya, Deolipa Yumara bahkan telah melaporkan kasus itu ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Depok pada Senin, 9 September 2024.
Meski telah dilaporkan beberapa hari lalu, namun pihak kejaksaan belum menemukan titik terang atas laporan tersebut.
Kasi Intelejen Kejari Depok, Ubaidillah mengaku, pihaknya masih perlu waktu untuk mempelajari dugaan kasus yang dilayangkan Sandi.
"Iyaa masih dipelajari sama bidang teknis pidsus (pidana khusus)," katanya singkat saat dikonfirmasi pada Rabu, 18 September 2024.
Diberitakan sebelumnya, Sandi menegaskan, bahwa dugaan kasus korupsi yang dilaporkannya ini mendapat dukungan dari sebanyak 80 pegawai honorer Dinas Damkar Depok.
"Beberapa bukti sama dokumen file anak-anak dari 80 orang (pegawai honorer Damkar Depok) udah tanda tangan, untuk siap mendukung," katanya pada awak media.
Terkait hal itu, Sandi bahkan mengaku siap dengan segala risiko atas laporan yang dibuatnya ini.
"Iya siap. Karena saya cuma takut sama tiga mas. Yang Maha Kuasa (Tuhan), almarhum ibu saya, sama dua anak saya perempuan, udah yang lain saya nggak pernah takut," tegasnya.
Lebih lanjut ketika disinggung berapa potensi total kerugiaan negara atas dugaan korupsi tersebut? Sandi mengaku tidak tahu persis.
Namun semuanya, kata dia, ada dalam bukti yang telah diserahkan ke Kejari Depok.
"Kalau untuk dikaji nanti kan penyelidikan hukumnya nanti yang akan tahu. Kalau untuk saya menduga-duga (belom berani?)," ujarnya.
Namun yang jelas, kata Sandi, sebanyak 80 pegawai honorer Damkar Depok siap menjadi saksi.
"Anak-anak (pegawai Damkar) udah siap semua jadi saksi, 80 honorer di Kota Depok."
Adapun dugaan korupsi yang dilaporkan Sandi dan tim, di antaranya soal pengadaan barang atau alat kelengkapan dinas.
"Kaya misalnya perawatan-perawatan, terus kalau misalnya alat-alat gitu kan udah tertera di pembagiannya itu berapa (duitnya), tapi fakta lapangan yang ada di Kota Depok, yang dibagiin itu tidak sesuai. Kami siap semua jadi saksi," tuturnya.
Sandi juga mengaku tidak tahu persis sejak kapan dugaan korupsi itu terjadi.
"Kalau sejak kapannya kita enggak bisa ya menduga-duga, tapi istilahnya kami anggota di lapangan itu dari awal masuk juga udah merasakan kejanggalan semua," katanya.
Bahkan menurutnya, alat rusak bukan temuan lagi, tapi fakta lapangan.
"Nah itu bukan hanya di Cimanggis saja yang dibenerin, tapi di UPT-UPT lain belum menyeluruh," ujarnya.