Telisik Pesona Batu Akik nan Tetap Unik

Budi Imam Saputra pemilik Kios Budi Gemstone
Sumber :
  • siap.viva.co.id - Noer Ardiansyah

Siap – Aneka ragam batu mulia atau akik yang unik tetap memiliki pesona tersendiri. Lampung, misalnya. Memiliki batu khas yang disebut dengan nama Bungur Tanjung Bintang.

Memiliki Luas 27 Hektar, Situ Bojongsari Depok Hadirkan Wisata Alam Air Memukau, Ada Lapangan Golf

Pernah viral pada tahun 2015/2016, pembeli batu akik memang tak seramai waktu itu. Namun, bagi para penghobi batu, akik tetap menjadi primadona tersendiri.

Pemilik Kios Budi Gemstone, Budi Imam Saputra mengatakan bahwa batu akik masih memiliki banyak peminat. Lelaki berusia 54 tahun itu mengungkapkan, kiosnya hingga kini tetap ramai pengunjung.

Supian-Chandra Bongkar Intimidasi Petahana Depok: Kalau Enggak Percaya Kami Punya Buktinya

"Saya buka dari tahun 2013 sampai sekarang. Saya hidupin keluarga dari batu, bahkan bisa sewa satu ruko lagi untuk jadi warung," kata Budi di kiosnya yang beralamat di Jalan Ratu Dibalau Tanjung Senang Nomor 35 RT 010 RW 001, Tanjung Senang, Bandar Lampung, Lampung, Sabtu, 28 Mei 2024.

Berdasarkan pengakuannya, sejak tahun 2013 ia sudah mulai membuka kios dengan menjual aneka ragam aksesoris batu mulia dan akik. "Di sini saya jual ring, ragam akik, buka jasa gosok, poles, dan lain-lain," katanya.

Jleb, Supian Suri Respon Jawaban Petahana Depok soal STEM: Katanya Berpengalaman

Untuk harga gosok, kata Budi mulai dari Rp 15 ribu sampai Rp 45 ribu. "Buat poles biar kinclong atau keluar kilau mulai dari Rp 15 sampai Rp 30 ribu," katanya.

Meski tak seramai dulu, Budi mengatakan, penghobi batu masih tetap eksis dan tidak pernah berkurang. Malah, kata Budi, semakin banyak orang tua yang dulu muncul lagi.

"Penghobi batu dari dulu tetap ada. Cuma bedanya sekarang pengikut udah gak ada. Penghobi akik gak akan hilang, bakal terus ada," katanya.

Ia juga mengungkapkan, ketika viral dulu omzet kiosnya bisa mencapai ratusan juta. Para pemburu batu, ungkapnya, berbondong-bondong memadati kiosnya yang berada tepat di pinggir jalan besar. "Pas lagi booming itu untuk cari uang Rp 5 juta per hari kayaknya dapat," katanya.

Namun, kata dia, untuk sekarang capaian tersebut tidak bisa lagi Budi dapatkan. Padahal, kata Budi, ia telah buka kios sedari pukul 10.00 WIB hingga tengah malam.

"Kalau sekarang sehari kisaran Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. Per hari yang datang ke kios paling minimal 5 orang. Kalau maksimal yang datang gak sempat dihitung, ya, 10 orang mah lebih. Omzet per bulan kisaran Rp 30 juta," katanya.

Meski demikian, penghasilan yang ia dapat kini tetap bisa mencukupi segala kebutuhannya. Bahkan kini, Budi telah memiliki 3 orang karyawan untuk kios batu mulia dan akik.

Untuk batu akik yang diminati, Budi mengatakan Batu Bacan yang berasal dari salah satu Pulau yang terletak di Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.

Menurut Budi, Bacan saat ini diminati masyarakat Lampung, khususnya Bandar Lampung. Bahkan, harga untuk mendapatkan sebuah batu dengan ukuran kecil harus merogoh kantong lebih dalam.

"Harga batu bacan sebenarnya gak ada bandrol kalau yang udah jadi atau keluar giwang. Untuk ukuran dimensi kecil antara 12 sampai 18 bisa laku sejuta. Dim gede 19 ke atas bisa puluhan juta. Beberapa kali saya pernah jual," katanya.

Selain Bacan, batu yang diminati dengan harga tinggi adalah Bungur Tanjung Bintang asal Tanjung Bintang, Lampung Selatan. Harga untuk batu tersebut yang sudah berkilau juga mencapai jutaan.

Sementara itu, salah seorang penghobi, Amreza mengatakan Bacan dan Bungur Tanjung Bintang memiliki pesona tersendiri yang memikat.

"Enak dilihat pas dipasang di jari," kata Amreza yang berprofesi sebagai perawat di salah satu rumah sakit di Bandar Lampung.

Penghobi batu akik, Amreza

Photo :
  • siap.viva.co.id - Noer Ardiansyah

Lelaki yang berusia 30 tahun itu mengaku telah menyukai batu akik pada saat booming dulu, sekira tahun 2015/2016.

"Saya jadi hobi batu pas awal-awal booming. Ikut-ikutan. Sampai sekarang malah jadi hobi," kata Amreza.

Ia pun mengaku, batu pertama yang ia miliki adalah Ruby Burma dengan nominal yang dibeli saat itu Rp 500 ribu. Untuk sekarang, kata Amreza, hanya berfokus pada Bungur Tanjung dan Bacan.

"Kalau sekarang cuma fokus bacan. Kemarin dapat sekitar Rp 1.7 juta dim 16 ring perak. Bacan menurut saya asyik aja ngelihatnya," katanya.

"Apalagi kalau udah jadi giwang. Warna bacan tuh enak dilihat. Selain bacan paling juga batu bungur tanjung bintang. Jadi koleksi sekarang," imbuhnya.

Amreza bahkan berani merogoh koscek lebih dalam hanya untuk mendapatkan sebuah Bacan. "Untuk yang paling gede hampir Rp 5 jutaan dim 20-an," tandasnya.

Bagaimana menurut kalian? Tertarik kembali memiliki batu akik?