Jejak Kemerdekaan: Jalan Akhir Cahaya Asia Takluk kepada Sekutu

Jepang takluk kepada Sekutu
Sumber :
  • Dok/flickr

SiapJepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu memiliki keterkaitan dengan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa menyerahnya Jepang kepada Sekutu menandai berakhirnya Perang Dunia II, perang yang sangat mengerikan dalam peradaban manusia di dunia. 

Peristiwa Rengasdengklok, Konflik Kelompok Tua dan Muda Jelang Proklamasi Culik Sukarno-Hatta

Peristiwa menyerahnya Jepang tersebut merupakan bentuk kekalahan yang dialami Jepang pada Perang Dunia II yang menyebabkan Jepang kehilangan kedaulatan negaranya.

Pada 14 Agustus 1945 waktu AS, atau 15 Agustus 1945 waktu Jepang, mereka akhirnya menyerah tanpa syarat pada Sekutu. 

Mau Tahu Isi Pidato Pertama Bung Karno Usai Proklamasi Kemerdekaan? Simak di Sini!

Lalu pada 2 September 1945, MacArthur sebagai perwakilan dari pasukan sekutu bersama perwakilan pemerintah Jepang, melakukan upacara penyerahan dan menandatangani dokumen penyerahan.

Jepang takluk kepada Sekutu

Photo :
  • Istimewa
Melongok Serunya Kejari Depok Rayakan HUT Kemerdekaan RI

Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Peristiwa Jepang menyerah kepada Sekutu terjadi setelah jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

Upacara penyerahan tersebut dilaksanakan di atas kapal perang Amerika Missouri yang berlabuh di teluk Tokyo. Penandatanganan ini menandakan Jepang mengaku kalah, sekaligus mengakhiri Perang Dunia II.

Sebelumnya, Jepang telah menderita kekalahan perang seperti Perang Laut Karang pada 4 Mei 1942, disusul perang di Guadacanal pada 6 November 1942, dan pertempuran laut di dekat Kepulauan Bismarck pada 1 Maret 1943.

Pada 26 Juli, sejumlah pemimpin di pihak Sekutu bertemu di Postdam, Jerman. Sebab, kendati konflik di Eropa sudah diakhiri, Jepang masih menyatakan perang di wilayah Pasifik.

Untuk itu, Presiden AS Harry S. Truman, Perdana Menteri Inggris Winston Churchill, dan pemimpin Nasionalis China Chiang Kai-shek menyusun Deklarasi Postdam yang berisi persyaratan penyerahan Jepang.

Deklarasi tersebut mengklaim bahwa “perhitungan yang tidak cerdas” oleh penasihat militer Jepang telah membawa negara itu ke “ambang kehancuran.” 

Pihak Sekutu menguraikan persyaratan penyerahan kekuasaan yang mencakup pelucutan senjata total, pendudukan daerah-daerah tertentu, dan pembentukan “pemerintah yang bertanggung jawab.” 

Deklarasi Postdam juga menjanjikan bahwa Jepang tidak akan “diperbudak sebagai ras atau dihancurkan sebagai sebuah bangsa.”

Isi rancangan Deklarasi Postdam juga mencakup ultimatum “kehancuran segera dan total” bagi Jepang jika Jepang tidak setuju untuk menyerah tanpa syarat. 

Ultimatum ini yang kemudian dilakukan Sekutu dengan pengeboman Hiroshima dan Nagasaki.

Amerika Serikat lalu menjatuhkan bom atom di Kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Kota Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Di tengah peristiwa pengeboman, Uni Soviet juga mendeklarasikan perang terhadap Jepang.

Pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito mengumumkan bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. 

Jepang takluk kepada Sekutu

Photo :
  • Dok/flickr

Berita kekalahan Jepang telah diketahui Soetan Sjahrir dan golongan pemuda melalui siaran radio. Soetan Sjahrir lalu menemui Moh. Hatta dan mendesak agar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia segera dilaksanakan tanpa menunggu janji Jepang.

Sebelum kalah, Jepang sempat menghancurkan Pangkalan Angkatan Laut AS di Pearl Harbor (Hawaii) pada 7 Desember 1941. Meski awalnya unggul, Jepang kemudian mengalami serangkaian kekalahan seperti dalam pertempuran Midway pada 4-7 Juni 1942, kekalahan di Guadalcanal (kepulauan Solomon) pada awal 1943 dan takluknya Okinawa pada 1 April-22 Juni 1945. Jepang kemudian kehilangan Filipina, Burma dan Okinawa.

Dari berita Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 kemudian berlanjut pada peristiwa Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945, perumusan teks Proklamasi, dan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.