Waduh, Mantan Wakapolri Sebut Kapolda Jabar Panik Gegara Kasus Vina Cirebon Blunder, Benarkah?
- Istimewa
"Nah, Itulah namanya kepemimpinan Pak. Jadi, mengambil keputusan kalau teorinya tentang diskresi mengambil keputusan itu sudah diberikan sejak pangkat kapten atau AKP sekarang ya itu di PTIK. Nah, ini kan ada risiko yang harus dikalkulasi itu pelajarannya ada dalam manajemen kepolisian," tutur Oegroseno.
"Nah ini mungkin dalam situasi yang percepatan waktu kan kalau sudah, kan waktu berjalan argonya nih. Nah itu mungkin tidak diterapkan di situ," sambungnya.
Lebih lanjut Oegroseno mengatakan, Kapolda Jabar biasanya tidak terlibat langsung dalam penyidikan suatu perkara namun ia mendapat desakan dari Dirkrimum terkait penyidikan perkara.
"Biasanya kan begini kalau Kapolda kan enggak terlibat langsung diserang direktur. Direktur Reserse Umum ya. Nah, di sini biasanya seorang direktur kan harus sekolahnya sudah cukup dia mengambil keputusannya itu jangan sampai merugikan institusi merugikan atau lembaga, merugikan pimpinan gitu dan sebagainya sehingga risiko yang dari semua risiko jelek pasti ada yang agak terbaik itu diambil harusnya," jelasnya.
Tak hanya itu, Oegroseno membahasa soal hasil tes psikologi Pegi Setiawan. Menurutnya, hasil tes psikologi Pegi Setiawan seharusnya hanya menjadi materi penyidik Polda Jabar.
Karena hasil tes psikologi tersebut digunakan penyidik untuk menghadapi Pegi Setiawan dalam penyidikan kasus pembunuhan Vina.
"Seharusnya untuk pemeriksaan seperti kemarin Pegi itu adalah untuk kepentingan penyidik, bagaimana menghadapi orang seperti Pegi. Jadi, tidak untuk dipublikasi, bukan juga alat bukti di situ," paparnya.