Bikin Gaduh! Dinkes Depok Setop PMT Lokal Selama 3 Hari, Sahat PDIP: Jangan Sekedar Bagi Makanan

Heboh makanan tak layak di program stunting Dinkes Depok
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Setelah sempat bikin gaduh selama beberapa hari, Dinas Kesehatan atau Dinkes Kota Depok, akhirnya memutuskan untuk menghentikan sementara program pemberian makanan tambahan (PMT) lokal.

Pemkot Depok Gagal Cegah Stunting SS Buka Suara, Begini Katanya

Program yang dijadwalkan berlangsung selama 28 hari untuk menekan angka stunting tersebut kini dihentikan selama tiga hari. 

Itu lantaran Dinkes tengah berusaha melakukan berbagai evaluasi atas program yang menelan biaya sebesar Rp 4,9 miliar tersebut. 

Tumpang Tindih Kebijakan Jadi Penyebab Peningkatan Stunting di Depok, Supian Suri Beri Solusi Begini

Hal itu pun diakui langsung oleh Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati

"Iya tiga hari, Jumat sampai Minggu," katanya melalui pesan singkat yang diterima awak media pada Jumat, 24 November 2023.

Posisi Terjepit, PDIP Harus Jeli Menentukan Sosok di Pilgub Jakarta, GPMN: Kalau Salah Pilih Bisa..

Ia mengatakan, program PMT lokal tersebut akan kembali dilanjutkan pekan depan. 

"Akan dimulai lagi Senin," jelasnya secara singkat. 

Keputusan tersebut direspon oleh aktivis perempuan dan anak yang diketahui sebagai pendiri Paralegal Depok, Sahat Farida Berlian

Ia mengatakan, kalau memang harus divalausi silahkan dievaluasi. Namun ada beberapa catatan yang harus dipahami oleh Pemerintah Kota Depok, utama oleh Dinkes. 

"Bahwa satu, intinya kan program PMT yang dananya miliaran itu bukan hanya sekedar bagi-bagi makanan, tapi bagaimana edukasi kepada orangtua dan masyarakat secara umum terkait peningkatan gizi anak atau balita," katanya. 

Menurut Sahat, untuk edukasi ini bukan hanya mengandalkan dari program PMT saja, karena ini ada alurnya. 

"Alurnya kaya bagaimana menyiapkan perempuan-perempuan muda yang sehat dan dia siap ketika menjadi ibu," jelasnya.

Mantan anggota DPRD Depok itu berpendapat, jadi ibu itu bukan cuma sekedar hamil dan melahirkan, tapi banyak variabel yang menciptakan generasi baik. 

"Apalagi pakai pendektan golden age (usia emas). Nah usia emas ini bukan perkara calon bayi, calon manusia ada di dalam perut, tapi faktor kesehatan ibu jadi faktor penting menciptakan generasi baru," katanya.

"Nah ditunggu hasil evaluasinya seperti apa. Harapannya program ini tidak hanya sekedar bagi-bagi makanan, tapi real bisa menciptakan generasi berkualitas untuk menciptakan Indonesia unggul di 2045," sambung politisi PDIP tersebut.