Rektor UP Dipecat Gegara Lawan Profesor Cabul? Begini Kronologinya
- siap.viva.co.id
"Saya sampaikan, bagaimana? Wong saya jadi rektor bulan Mei. Nah yang terjadi dari Januari sampai Mei kan bulan tanggung jawab saya, kok saya kemudian dianggap menjadi ikut menanggung itu," tuturnya.
"Makanya waktu itu saya kan sudah karena sudah biasa jadi rektor, setelah saya dilantik saya terjunkan auditor disini, mengaudit apa yang terjadi dari Januari sampai Mei," imbuh Marsudi.
Hasilnya, menurut dia dari Januari hingga Mei itu ditemukan banyak sekali penyimpangan.
"Uang-uang yang nggak bisa dipertanggungjawabkan itu banyak sekali. Itu kalau dikumpulkan, itu bisa miliaran rupiah. Nanti saya hitung persisnya ya tapi mungkin sekitar Rp3-4 miliar," terangnya.
"Modusnya banyak, misalnya seperti bikin rapat di hotel pesertanya 40 orang. Keluar duitnya dari sini (UP), tapi nggak ada pertanggungjawaban, nggak ada kwitansi, nggak ada apa-apa."
Karena saking penasarannya, Marsudi bahkan sampai menggaet jasa dua auditor untuk memeriksa kejanggalan ini.
"Jadi sampai dua auditor itu mengaudit Januari sampai Mei, lebih banyak lagi ditemukan gitu. Ya itulah makanya kemudian saya sampaikan itu kalau saya ini sangat tidak terima," tegasnya.
Marsudi lantas menganggap, bahwa tuduhan-tuduhan yang ada dalam SK itu adalah rekayasa, karena dirinya merasa punya bukti tidak seperti itu.
"Makanya kemudian saya menduga bahwa ini ada kaitannya. Nah ini yang terakhir Minggu lalu, hari Jumat, ada dua korban (pelecehan) yang baru lapor," ucapnya.
Satu dari dua korban yang baru melapor itu bahkan mengaku punya bukti rekaman CCTV.