Sampah dan Macet di Depok Semrawut Pemkot Tak Punya Solusi?, Supian Suri Siap Selesaikan

Supian Suri Komitmen Atasi Persoalan Sampah dari A-Z yang Ada di Depok
Sumber :
  • istimewa

Siap –Kota Depok terbilang mungil karna hanya seluas 199.906 km persegi, untuk jumlah populasi penduduknya terbilang cukup padat, yakni mencapai 2.123.350 dengan jumlah penduduknya yang sebanyak itu Depok menyimpan masalah cukup kronis dalam hal persampahan dan kemacetan.

Catatan Bencana Depok 2024: Lebih dari 2.000 Warga Terdampak

Permasalah sampah dan kemacetan tersebut menjadi permasalahan yang terus berulang dan tak terselesaikan, oleh karenanya pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Depok, Supian Suri-Chandra Rahmansyah bertekad bakal memprioritaskan masalah tersebut.

Bahkan, Supian Suri bakal menjadikan penanganan sampah dan juga kemacetan sebagai program prioritas. Dirinya yakin, mampu menyelesaikan dua permasalahan besar tersebut, Sebab telah memiliki solusinya.

Pemprov DKI Bangun Tanggul Mitigasi untuk Atasi Banjir Rob di Pesisir Jakarta

Supian Suri memastikan, dua Pekerjaan Rumah (PR) pemimpin Kota Depok sekarang, akan diselesaikannya bersama calon wakilnya Chandra Rahmansyah apabila nanti terpilih dalam Pilkada Depok 2024.

"Saya membagi program menjadi 3. Program pertama, menyelesaikan PR PR yang hari ini belum juga selesai seperti masalah sampah, masalah kemacetan, dan masalah banjir," ucap Supian Suri.

Menguak Sengkarut Proyek Mangkrak Metro Stater di Balik 'Upeti' Penguasa Depok

Menurut Supian Suri, pengelolaan sampah di Kota Depok dapat belajar dari wilayah Kabupaten Banyumas yang mampu mengatasi 400 ton sampah per hari.

Diinformasikan sebelumnya, Supian Suri sempat menyambangi TPST Kedung Rangu, Kabupaten Banyumas yang berhasil menuntaskan persoalan sampah di wilayah yang dulu penuh dengan sampah hingga meluber ke pinggir jalan raya.

"Hari ini bapak dan ibu tau kita banyak ribut masalah pengelolaan sampah. Karena memang, pengelolaan sampah masih dengan pola yang sama, sementara, TPA Cipayung sudah overload,  sudah tak bisa lagi menerima." Ungkap Supian Suri.

Di sana, kata Supian Suri, terdapat slogan Sampah Beruang atau sulap sampah berubah jadi uang. Sebab, pengelola sampah di tingkat RW mampu meraup uang sekitar Rp 30 juta setiap hari.

"Mereka punya slogan Sumpah Beruang sulap sampah berubah menjadi uang. Di sana, koordinator sampah di tingkat RW itu boleh dibilang tiap bulan, dia menerima enggak kurang dari Rp 30 juta," paparnya.

Setiap harinya, Supian Suri menjelaskan, Kota Depok menghasilkan sampah hingga 1.200 ton. Sehingga, dirinya optimis dapat menuntaskan persoalan sampah dengan memanfaatkan sejumlah teknologi.

"Banyumas. sampah per tonasenya per hari 400 ton. Di Depok jumlah sampah kita per hari 1.200 ton, artinya kita masih sangat punya potensi permasalahan sampah dengan banyak teknologi yang juga bisa kita gunakan," terangnya.

Disisi lain, Chandra Rahmansyah mengungkapkan, selama puluhan tahun Kota Depok berdiri, hanya ada satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Nantinya, jumlah tersebut bakal ditambah sesuai kebutuhan.

Adapun, BUMD yang akan dihadirkan itu dapat mengakomodir pengelolaan sampah, yang juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru.

"Bahkan, sampah nanti kami akan buat dengan konsep ekonomi sirkular, maka nanti kami bisa buat BUMD, apalagi yang lain. Sehingga BUMD itu nanti akan berkolaborasi dengan swasta dan pasti akan tercipta lapangan kerja yang baru," imbuh Chandra Rahmansyah.