TNI dan Polri Terjunkan 9.030 Personel Guna Amankan Kunjungan Paus Fransiskus

9.030 Personel Amankan Kunjungan Paus Fransiskus
Sumber :
  • istimewa

Siap – Personel gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Operasi Tribrata Jaya 2024 melaksanakan apel dalam rangka pengamanan kunjungan Paus Fransiskus dan dan International Sustainability Forum (ISF) pada Senin (2/9/2024).

217 Bintara Remaja Dilantik, Kapolda: Jaga Nama Baik dan Kehormatan

Apel yang dilaksanakan di lapangan B3 Mabes TNI Cilangkap dipimpin oleh Komandan Korps Brimob Polri, Komjen Pol Imam Widodo dan Pangkogabwilhan I, Laksamana Madya TNI Agus Hariadi.

Laksdya Agus membacakan amanat yang diberikan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengatakan pengamanan ini adalah tugas kehormatan bagi Indonesia.

Peneliti Setara Institute Nilai Polri di Bawah TNI-Kemendagri Tak Sesuai Cita-cita Reformasi

"Tugas TNI yaitu menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan seluruh peserta. Kalian akan menjadi etalase dan tampilan profil seluruh prajurit TNI, sehingga harus memberikan kesan terbaik," kata Agus Hariadi.

Adapun Agus mengatakan untuk perhelatan acara kunjungan Paus Fransiskus dan ISF setidaknya ada 9.030 personel gabungan yang diturunkan. Mereka terdiri 4.300 prajurit TNI dan 4.730 personel Polri.

Rawan Ditunggangi, CIE Cium Aroma Penumpang Gelap Dibalik Demo Hari Ham

4.300 prajurit TNI terdiri dari personel Paspampres, prajurit dari Komando Garnisun Tetap (Kogartap) I /Jakarta, Korps kavaleri TNI AD, pasukan dari TNI Angkatan Udara, pasukan dari Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI hingga bintara pembina desa (Babinsa).

"Jadi, paspampres nanti akan melekat di ring I, dimana Paus berada. Sementara, untuk yang lainnya, pejabat setingkat menteri atau eksekutif lainnya itu nanti ada di ring II dan ring III," terangnya.

Sementara, Komjen Pol Imam membacakan amanat yang diberikan Kapolri, Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo yang menyampaikan bahwa pengamanan Paus Fransiskus turut melibatkan kredibilitas Indonesia.

"Kehadiran polisi harus menjadi pelindung dan pengayom. Ini momen untuk menunjukkan jati diri dan ini pertarungan kredibilitas Indonesia," ungkap Imam.