Kisah Inspiratif Rusmawati, 'Srikandi' Pendobrak Kemiskinan di Pesisir Serdang Bedagai

Rusmawati dari Pesisir Serdang Bedagai
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Kemiskinan adalah kondisi umum yang terjadi di kawasan perkampungan nelayan, Pesisir Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

Nikson Nababan Layak Jadi Cagub Sumut, GPMN: Beliau Sudah Terbukti dan Teruji

Salah satu penyebabnya, adalah fasilitas pendidikan yang sulit diakses. Akibatnya, banyak anak-anak di sana yang terpaksa putus sekolah dan menggantungkan hidupnya sebagai nelayan, meneruskan jejak orang tuanya.

Ironisnya lagi, rata-rata warga di Pesisir Serdang Bedagai punya semboyan yang cukup konyol.

Walah, 15 Polisi di Medan Ini Jadi Buronan Institusi Polri, Kok Bisa?

"Kerja tak kerja, asal hidup enak."

Berangkat dari keprihatinan itulah, Rusmawati akhirnya ambil bagian untuk memutus mata rantai kemiskinan di Pesisir Serdang Bedagai tersebut.

Persaingan Ketat Pilgub Sumut, GPMN: Nikson Nababan Layak Diperhitungkan

Wanita yang aktif dengan kegiatan sosial sebagai anggota LSM Aktivis Hapsari itu merasa perlu untuk merubah nasib warga di sana.

Rusmawati yang fokus pada pemberdayaan perempuan itu akhirnya berpikir keras untuk berbuat sesuatu.

Tanpa perlu berlama-lama, ia pun memulainya dengan mendirikan Sanggar Belajar Anak.

Wanita kelahiran Desa Bingkat, 2 Februari 1976 ini, bergerak bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam Serikat Petani Pesisir dan Nelayan (SPPN).

Nah sejak berdiri hingga sekarang, pendanaan SBA (honorarium guru dan operasional sehari-hari) berasal dari kucuran dana Hapsari, organisasi induk SPPN, SPP.

Rusmawati tidak mematok tarif tinggi untuk program belajar mengajarnya itu. Ia hanya menarik iuran ala kadarnya, yakni sekira dari Rp 8.000-10.000 ribu per bulan, dan bantuan dari lembaga asing.

“Ibu-ibu wali murid juga dilatih berorganisasi dan berdiskusi yang menyangkut persoalan perempuan, ekonomi, sosial, dan budaya setempat,” katanya.

Selain berdiskusi, Rusmawati juga mengajak warga sekitar untuk membentuk lompok guna mengelola pinjaman lunak.

Dalam empat tahun terakhir, ada 40 ibu rumah tangga mendapatkan pinjaman Rp 1 juta per orang yang digunakan untuk beternak ayam dan bebek, berkebun sayur di rumah, membuat ikan asin.

Alhasil peternak pun kini bisa tersenyum. Berkat kegigihannya itu, pada tahun 2011 Rusmawati berhasil mendapatkan penghargaan dari SATU Indonesia Awards yang diselenggarakan oleh PT. Astra Internasional.