Terinspirasi Walisongo, Gus Miftah Dorong Indonesia Jadi Contoh Toleransi Antar Umat Beragama
- Istimewa
"Komitmen seperti ini juga ditujukan untuk meningkatkan daya saing negara di tingkat global."
Indonesia, lanjut Gus Miftah, sejatinya negara besar dengan sejarah toleransi yang jauh lebih panjang.
Sebelum Islam datang, bangsa Nusantara telah sampai pada kesadaran tentang pentingya toleransi dan koeksistensi.
Semangat mereka dikenal dalam satu kalimat bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa. Hindu, Buddha, dan agama pribumi hidup berdampingan di bawah kerajaan Majapahit.
Ketika Islam datang, Walisongo juga memperkenalkan ajaran toleransi dan koeksistensi.
Sunan Ampel mengajarkan prinsip Angajawi, yang berarti menjadi seorang muslim tetaplah wajib menjadi pribumi.
Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan lainnya tetap tegak kokoh dan megah di bawah Kesultanan Demak, Kesultanan Pajang, Kesultanan Mataram, Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Bonang adalah cerita lain, yang menggunakan kebudayaan dan kesenian sebagai media dakwah.