Terinspirasi Walisongo, Gus Miftah Dorong Indonesia Jadi Contoh Toleransi Antar Umat Beragama
- Istimewa
Siap – Hari Toleransi Internasional yang kerap diperingati tiap 16 November diharapkan tidak saja menciptakan kesadaran akan urgensi toleransi dan koeksistensi, tapi juga menginspirasi tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian diungkapkan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, Miftah Maulana Habiburrahman atau yang populer disapa Gus Miftah.
Ia menjelaskan, bahwa Islam menjadikan toleransi sebagai salah satu ajaran pentingnya.
"Islam hadir sebagai agama yang rahmatan lil alamin, karena menghargai kenyataan bahwa keragaman merupakan sunnatullah," katanya dikutip pada Sabtu, 16 November 2024.
Untuk menjadi agama yang penuh rahmat, Islam mendorong implementasi sikap ta’aruf, yang berarti membuka pintu dialog dan komunikasi untuk menghormati perbedaan.
Gus Miftah mengatakan, Uni Emirat Arab (UEA) adalah negara Islam di Timur Tengah, yang secara khusus menaruh perhatian penuh pada masalah toleransi dan koeksistensi.
UEA menjadi yang pertama dalam membentuk Kementerian Toleransi dan Koeksistensi (Wazarah al-Tasamuh wa al-Ta'ayusy/WTT), dengan Nahyan bin Mubarak Al Nahyan sebagai menterinya.