Tragis! 80 Persen Pegawai Honorer Damkar Depok Terlilit Pinjol, Ini Kisah Pilu di Baliknya
- siap.viva.co.id
Siap – Sekira 80 persen pegawai honorer Damkar Depok terlilit utang. Ironisnya lagi, rata-rata mereka terjerat pinjaman online alias pinjol.
Rendahnya honor yang diterima menjadi salah satu penyebab para pegawai Damkar Depok itu terlilit pinjol.
Setidaknya hal itu diungkapkan Sandi Butar Butar, pegawai honorer Damkar Depok yang telah mengabdikan dirinya selama 10 tahun pada dinas tersebut.
Sandi mengatakan, rata-rata gaji yang diterima para honorer Damkar Depok nilainya hanya sekira Rp 3,2 juta per bulan.
Honor segitu dirasa tidak cukup untuk menutupi kehidupan sehari-hari, di tambah lagi, kadang mereka terpaksa merogoh kocek dari saku masing-masing ketika alat atau perlengkapan dinas bermasalah. Salah satunya ketika truk Damkar kehabisan bensin.
“Ya kadang kita patungan kalau cuma punya goceng ya patungan anak-anak, pakai uang pribadi. Ini fakta lapangan,” kata Sandi dikutip pada Senin, 19 Agustus 2024.
Karena itulah, Sandi dan ratusan teman-temannya yang juga masih tenaga honorer mengaku sering kelimpungan, antara untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan kondisi di lapangan.
Akibatnya, mereka pun sering mengutang lewat pinjol.
“Kadang juga pejabat pernah marah karena banyak tagihan karena kan anak-anak ngutang kemana-mana, ditelepon ke kantor. Ya memang salah juga sih kita, tapi nggak bisa dipungkiri kita punya kebutuhan,” keluhnya.
Kadang, untuk mensiasati hal itu, Sandi dan sejumlah tenaga honorer Damkar lainnya terpaksa cari kerja sampingan. Seperti ngojek atau kerja serabutan.
Sandi menyebut, dari 100 tenaga honorer Damkar Depok yang terjerat pinjol bisa mencapai 80 persen.
“Ada yang (utang) di koperasi, ada yang gagal bayar, ada yang disamperin ke kantor, pinjaman berulang. Ya gali lubang tutup lubang,” bebernya.
Atas dasar itulah, Sandi pun akhirnya kembali bakal melaporkan adanya dugaan korupsi di lingkungan Damkar Depok. Sebab menurut dia, untuk biaya perawatan dan operasional kedianasan sudah ada anggarannya.
Sandi merasa perlu angkat bicara, sebab menurutnya jika terus dibiarkan maka bakal membebani para tenaga honorer yang gajinya pas-pasan.
Terkait aksinya kali ini, Sandi bakal di dampingi Deolipa Yumara sebagai pengacara.