Kasus Vina Cirebon Makin Kusut, Mahfud MD: Konyol, Penyelidikan Sudah Lama Kok Salah Sebut
- Istimewa
Siap –Pusaran kasus Vina Cirebon yang hingga saat ini terus menimbulkan teka-teki dalam perjalanannya sehingga membuat berbagai pihak angkat bicara terkait hal itu.
Nah kekinian, kasus Vina Cirebon tersebut sampai membuat sorang Mahfud MD angkat bicara.
Dalam tayangan kanal YouTube Mahfud MD Official mantan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) itu mengatakan bahwa penanganan kasus Vina Cirebon itu jauh dari kata profesional.
Bahkan, pakar hukum tata negara itu menyebut bahwa banyak permainan dalam kasus tersebut.
"Betapa hukum kita itu sering bisa dimain-mainkan ya. Saya tidak ingin katakan bahwa selalu dimain-mainkan, tapi sangat sering dimain-mainkan kalau sudah menyangkut, apa pejabat atau mungkin menyangkut duit," kata Mahfud dalam tayangan YouTube tersebut seperti dikutip Rabu 12/6/2024.
"Kalau saya katakan hukum kita selalu dimain-mainkan ya salah karena hukum. Kasus hukum di Indonesia itu ada puluhan ribu ya kan, sebagainya itu artinya ini bagian dari penyimpangan," sambungnya.
Lebih jauh Mahfud mengatakan, konstruksi kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon yang terjadi beberapa tahun lalu.Kemudian, kasus ini viral setelah difilmkan.
"Saya tidak tahu persis kasus Vina itu, tetapi konstruksi kasusnya kayak begini, dulu ada tersangka 10 atau 11 orang kan, untuk pembunuhan Vina itu, lalu diajukan ke Pengadilan, itu berita acaranya kan ada 10 atau 11 orang, 11 orang diajukan ke pengadilan, yang 3 lari, yang 8 sudah dihukum," katanya.
"Nah sesudah muncul (film) Vina: Sebelum 7 Hari itu, lalu kasus ini muncul lagi. Dulu lari itu ke mana orang gitu? Itu kan resmi diumumkan buron 3 orang, namanya a, b, c, d. Nah baru muncul kasus ini," kata Mahfud.
Dari konstruksi kasus tersebut, Mahfud menilai ada ketidakprofesionalan dalam penanganan kasus ini. Bahkan, dia mengatakan ada permainan di dalamnya.
"Nah saya cenderung ini lebih dari unprofessional, ada permainan. Lha kenapa? Dia dulu dia dihadirkan 8 karena katanya yang 3 sudah lari, 8 sudah dihukum penjara, kalau ndak salah ada yang dihukum seumur hidup ya, hukumannya panjang-panjang," kata Mahfud.
Ia mengatakan, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian, bahwa delapan tahun lalu sudah ditetapkan tiga orang sebagai DPO tapi setelah viral kembali hanya ada dua orang.
Bahkan, satu DPO yang ditangkap justru mengaku bukan tersangka yang saat ini publik ketahui sebagai Pegi Setiawan alias Perong.
Lalu yang ketiga ini dilupakan sampai 8 tahun muncul lagi dan muncul di film baru orang kaget lagi, lalu dibuka lagi.
"Konyolnya lagi, kata Mahfud, padahal dulu resmi di dalam berita acara, resmi di dalam rilis yang diumumkan itu bahwa buron tiga orang," katanya.
Nah sekarang, sudah mulai ketahuan ada dua masalah, satu Pegi ditangkap, sementara mulai muncul kesaksian bahwa orangnya bukan itu dan Pegi nya sendiri mengaku ndak tahu.
"Pegi yang sekarang ditangkap, apakah Pegi ini namanya yang sekarang ada? Apakah ini namanya sekedar kambing hitam," kata Mahfud.
"Lalu kedua, dua orang yang buron ini kok sekarang dibilang salah sebut. Mana ada orang udah menyelidiki lama kok salah sebut, salah sebut. Sehingga itu dianggap nggak ada, hanya Pegi dan Pegi itu pun diragukan. Nah, ini carut marut hukum," katanya.
Karena itu, Mahfud berharap Prabowo Subianto yang akan segera dilantik menjadi Presiden RI bisa menyelesaikan masalah-masalah seperti ini. Dia menyebut masalah seperti ini tidak akan merugikan politik Prabowo.
"Saya kira kalau Pak Prabowo menyelesaikan masalah-masalah gini, nggak akan merugikan masalah politik dia," katanya.
"Posisi ekonomi pun tidak. Ini kriminal, jahat di pengadilan-pengadilan yang sekarang melibatkan pejabat-pejabat yang tidak tinggi-tinggi amat dan punya kepentingan politik, kepentingan bisnis. Ini tingkat polisinya yang ndak bener, kejahatan," tandasnya.