Mahfud MD Sindir Pertanyaan Gibran: Gimmick, Tidak Berkualitas, dan Tidak Berbobot

Tangkap layar
Sumber :
  • Youtube rhenald kasali

Siap –Dalam sebuah wawancara dengan Rhenald Khasali di kanal YouTubenya, Mahfud MD menyindir Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka. 

Bocoran Mahfud MD Soal Permainan di Balik Kasus Vina Cirebon: Ini Kriminal Jahat

Mahfud menilai bahwa Gibran terlalu banyak menggunakan gimmick dalam kampanyenya, sehingga terkesan tidak berkualitas dan tidak berbobot.

"Saya perhatikan Gibran, banyak sekali gimik-gimik. Saya tidak tahu apakah itu untuk menarik perhatian publik atau apa, tapi saya menilai itu tidak berkualitas dan tidak berbobot," kata Mahfud.

Panas, Gegara Pernyataan Soal Kasus Vina Cirebon, Mahfud MD Tantang Habiburokhman, Tunjukan !!

Mahfud mencontohkan salah satu gimmick yang digunakan Gibran adalah saat Gibran mempromosikan program "Food Estate". 

Gibran mengklaim bahwa program tersebut akan mampu meningkatkan produksi pangan di Indonesia. 

Kasus Vina Cirebon Makin Kusut, Mahfud MD: Konyol, Penyelidikan Sudah Lama Kok Salah Sebut

Namun, Mahfud menilai bahwa program tersebut tidak memiliki dasar yang kuat.

"Gibran bilang bahwa program Food Estate akan mampu meningkatkan produksi pangan. Tapi, saya lihat program itu tidak memiliki dasar yang kuat. Lahan yang digunakan untuk Food Estate itu tidak sesuai dengan peruntukannya," kata Mahfud.

Mahfud juga menyindir Gibran yang sering menggunakan bahasa-bahasa singkatan dalam debat.

 Mahfud menilai bahwa hal tersebut tidak perlu dilakukan, karena masyarakat Indonesia sudah memahami bahasa Indonesia.

"Saya juga lihat Gibran sering menggunakan bahasa singkatan dalam debat . Padahal, masyarakat Indonesia sudah memahami bahasa yang jelas bukan singkatan. Hal itu tidak perlu dilakukan, karena hanya akan membuat masyarakat bingung," kata Mahfud.

Mahfud juga menyindir Gibran yang dinilainya tidak fokus pada substansi.

Menurutnya, Gibran lebih banyak berbicara tentang hal-hal yang tidak penting, seperti demo rompi kuning di Prancis.

"Saya tidak tahu apa hubungannya demo rompi kuning di Prancis dengan masalah inflasi hijau di Indonesia. Gibran seharusnya lebih fokus pada masalah-masalah yang konkret dan dapat dirasakan oleh masyarakat," kata Mahfud

Mahfud MD mempertanyakan pertanyaan Gibran tentang "greenflation" atau inflasi hijau.

Gibran mengatakan bahwa inflasi hijau dapat menyebabkan demo rompi kuning di Prancis, dan hal ini harus diantisipasi agar tidak terjadi di Indonesia.

Mahfud MD menilai pertanyaan Gibran tersebut tidak relevan dengan isu yang sedang dibahas, yaitu tentang greenflation.

Ia juga menilai pertanyaan Gibran tersebut terlalu retoris dan tidak memiliki jawaban yang pasti.

"Saya juga ingin mencari itu jawabannya, ngawur juga itu, ngarang-ngarang enggak karuan mengaitkan dengan sesuatu yang tidak ada. Gini kalau akademisi itu gampangnya kalo ditanya yang gitu-gitu itu recehan," kata Mahfud MD.

Mahfud MD juga menyindir Gibran yang kerap menggunakan gimmick dalam kampanyenya.

Ia menilai gimmick tersebut tidak ada di Madura, tempat kelahiran Gibran.

"Gimmick itu nggak ada di Madura. Madura itu orangnya keras, nggak mau gimmick-gimmick," kata Mahfud MD.

Mahfud bercerita bahwa ia pernah diwawancarai oleh seorang wartawan tentang perbedaan antara Indomaret dan toko kelontong Madura. 

Mahfud menjawab bahwa perbedaannya adalah toko kelontong Madura selalu buka 24 jam dan di depannya terdapat pom bensin mini.

Mahfud lantas menyindir Gibran dengan mengatakan bahwa "gimmick itu bukan solusi". 

Ia menilai bahwa gimmick hanya akan membuat masyarakat bosan dan tidak percaya lagi dengan debat capres cawapres.

"Saya tidak mau menggunakan gimmick. Saya ingin Debat yang jujur dan transparan. Saya ingin masyarakat tahu apa yang saya lakukan dan apa yang saya janjikan," kata Mahfud.

"Gimmick politik itu tidak akan menjamin kemenangan," kata Mahfud.

 "Yang penting adalah program dan visi misi yang jelas dan bisa diwujudkan."

Mahfud mencontohkan, Gibran pernah mengatakan bahwa akan menjadikan Indonesia sebagai negara yang ramah lingkungan. 

Namun, kata Mahfud, Gibran tidak menjelaskan bagaimana cara mewujudkannya.

"Mas Gibran bilang mau menjadikan Indonesia sebagai negara yang ramah lingkungan," kata Mahfud.

"Tapi, bagaimana caranya? Apakah dengan menanam jutaan hektar singkong dengan lahan yang di ambil paksa dari masyarakat adat dan masyarakat lain  untuk food estate? Tapi, yang tumbuh malah jagung."

Mahfud juga menyinggung soal kasus korupsi yang melibatkan pejabat pemerintah. 

Mahfud menilai, penegakan hukum di Indonesia masih belum berjalan dengan baik.

"Saya pernah mau kuliah umum di Banten," kata Mahfud.

"Tapi, di jalan menuju tempat saya, ada bendera-bendera yang bertuliskan 'Selamat Datang Menko Polhukam'. Namun, pagi harinya, bendera-bendera itu sudah hilang."

Mahfud kemudian membandingkan hal tersebut dengan Gibran, yang menurutnya terlalu sering melakukan gimmick.

Mahfud mengatakan bahwa Gibran sering melontarkan pernyataan-pernyataan yang seolah-olah memiliki pemikiran yang mendalam, padahal sebenarnya tidak.

"Gibran itu sering gimik-gimikan, nggak nyangkut. Misalnya, dia bilang tentang greenflation. Katanya, greenflation itu bisa menyebabkan demo seperti demo rompi kuning di Prancis," kata Mahfud.

Mahfud kemudian mengatakan bahwa pernyataan Gibran tersebut tidak masuk akal. 

Menurutnya, greenflation tidak akan menyebabkan demo seperti demo rompi kuning di Prancis.

"Greenflation itu kan hanya kenaikan harga kebutuhan energi yang disebabkan oleh transisi menuju energi hijau. Nggak mungkin sampai menyebabkan demo," kata Mahfud.

Mahfud juga menyinggung kegagalan program Food Estate Peninggalan Jokowi kemudian di lanjutkan yang diusung oleh pasangan Prabowo-Gibran. 

Mahfud mengatakan bahwa program tersebut gagal karena hanya sekadar gimmick.

"Program Food Estate itu kan hanya gimik-gimikan. Dibanggakan-banggakan, tapi ternyata gagal. Tanam singkong, yang tumbuh malah jagung," kata Mahfud.

Mahfud menyebut, pertanyaan Gibran tentang greenflation dan food estate dalam debat cawapres 2024 adalah contoh gimmick yang tidak relevan dengan realita. 

Menurutnya, greenflation adalah fenomena yang terjadi di negara-negara maju, sedangkan food estate adalah program yang belum membuahkan hasil nyata.

"Greenflation itu fenomena di negara-negara maju, inflasi yang disebabkan oleh transisi energi. Di Indonesia belum ada," kata Mahfud.

 "Food estate juga belum ada hasilnya. Yang ada malah gagal, menanam singkong tumbuh jagung."

Mahfud juga menyindir Gibran yang menyebut orang Madura sudah menerapkan green economy sejak dulu.

Menurutnya, itu hanya retorika yang tidak disertai bukti nyata.

"Itu hanya retorika. Orang Madura memang kreatif, tapi itu belum tentu green economy," kata Mahfud. 

"Mungkin hanya memanfaatkan peluang yang ada".