Soal Politik Identitas, Ribuan Istri Para Kiyai JPPPM Sepakat Ikut Perangi Kebencian
- Istimewa
Siap – Dukungan agar terciptanya pemilu damai, jujur dan adil, turut disuarakan oleh ribuan istri para kiyai yang tergabung dalam organisasi Jam'iyyah Perempuan Pengasuh Pesantren dan Muballighoh (JPPPM).
"Kami mengajak seluruh elemen bangsa agar berpartisipasi aktif dengan hikmat dan netral, sehingga menjadi proses demokratisasi dan ajang silaturahmi anak bangsa yang bermartabat," kata Ketua Umum JPPPM, Nyai Hj. Hanik Maftuhah dikutip pada Minggu, 10 Desember 2023.
Terkait hal itu, Nyai Hanik Maftuhah juga menyerukan agar masyarakat menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024 mendatang, jangan sampai golput. Ia juga mengajak semua pihak untuk membuat petisi pemilu damai.
"Kita harus berpartisipasi dalam pemilu nanti, dan mari kita jungjung tinggi azas pemilu yang jujur, adil, langsung, umum, bebas dan rahasia dengan menegakkan prinsip-prinsip demokrasi," ujarnya disela-sela acara Harlah ke-8 JPPPM di Ponpes Darul Amanah, Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, tadi siang.
Nyai Hanik Maftuhah berharap agar masyarakat tidak apatis dan golput. Karena menurutnya hal itu hanya akan mengancam keberlanjutan politik berintegritas bangsa Indonesia.
Lebih lanjut istri dari KH. Afif Masykur pengasuh Ponpes Sirojurrohim Temanggung ini menegaskan, dalam petisi pemilu damainya ini pihaknya tidak mengarahkan dukungan kepada partai politik manapun, caleg maupun capres-cawapres tertentu.
JPPPM kata Maftuhah hanya mengajak kepada seluruh anggota dan masyarakat Indonesia untuk mensukseskan pemilu dan turut serta menjadi bagian yang mendorong proses demokratisasi di Indonesia berjalan secara wajar, lancar dan demokratis.
"Kami juga berkomitmen untuk melawan segala bentuk politik kekerasan, politik identitas, ujaran kebencian, dan politisasi agama," tegasnya.
"Kami meneguhkan diri menjadi jam'iyyah yang fokus pada peran-peran pemberdayaan perempuan pengasuh pesantren dan mubalighoh dalam tafaqqur fiddin yang membawa kemaslahatan untuk umat," sambungnya.
JPPPM, lanjut Maftuhah juga mengajak kepada seluruh anggota dan masyarakat Indonesia menjadi pemilih yang cerdas, serta mendorong pelaksanaan pemilu 2024 sebagai pemilu yang damai dan bermartabat.
"Sebagai upaya menjaga keberlangsungan pemerintahan dan ikhtiar menjaga NKRI," kata Nyai Maftuhah.
Sementara itu, pimpinan pengasuh Ponpes Darul Amanah, Gus Muhammad Fatwa mengapresiasi petisi pemilu damai yang ditandatangani oleh 2.000 Ibu Nyai dari seluruh Indonesia.
Bahkan menurutnya agenda ini juga diikuti para Ibu Nyai dari pesantren luar negeri, seperti dari Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Aljazair, Arab Saudi, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand.
"Kami mendukung penuh petisi pemilu damai ini. Karena bisa menjadi sebuah ikhtiar pemilih dalam menciptakan situasi yang aman dan damai," katanya.
Selain itu, ia juga memastikan bahwa di pondok pesantren selalu mengajarkan kepada santri agar bisa menjadi patron dan garda terdepan dalam menjaga demokratisasi di Indonesia.
"Jadi kami juga memang memberi pendidikan politik dan demokrasi kepada santri," kata Gus Fatwa.
"Kami berharap siapapun nanti yang akan menjadi pemimpin di Indonesia dapat membawa kedamaian sehingga rakyat bisa merasakan sejahtera bersama," sambungnya.