Geger Jokowi Disebut Tinggalkan PDIP, Ngabalin : Itu Tidak Etis

Potret Ali Mochtar Ngabalin
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Kabar memanasnya hubungan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan PDI Perjuangan kian santer ditengah masyarakat, terlebih baru baru ini Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengeluarkan pernyataan tentang partainya kini tengah bersedih lantaran ditinggal Jokowi.

Jawara Betawi Ultimatum Preman yang Serbu Diskusi Diaspora FTA: Ini Macannya Belum Bangun

Menanggapi hal tersebut, pihak Istana melalui Tenaga Ahli Utama Kepala Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin mengatakan bahwa dirinya menilai pernyataan yang disampaikan mengenai Presiden Joko Widodo (Jokowi), itu tidak etis. 

Lebih lanjut Ali Ngabalin menekankan, dalam pemerintahan periode ke dua, Jokowi membangun rekonsiliasi dengan menggandeng hampir semua partai politik. Termasuk Partai Gerindra dan Prabowo Subianto, yang menjadi rival Jokowi selama dua kali Pilpres.

Hasil Survei 85 persen Masyarakat Puas Atas Kinerja Jokowi

"Enggak usah marah-marah, sinisme, enggak usah ada kata-kata yang tak lazim keluar. Mari kita lihat dalam dunia politik, sebagai orang yang punya peradaban, punya kedewasaan berpikir dan bersikap," katanya dikutip viva.co.id Senin, 30 Oktober 2023.

"Kalau Hasto menilai Jokowi itu (meninggalkan) itu tak etis dan tak terlalu lazim memberikan penilaian yang vulgar itu," sambungnya.

Sebelum Dilantik Prabowo bakal Temui Megawati, Bahas Apa Ya?

Presiden Jokowi, kata Ngabalin, sering menyampaikan bahwa urusan pencapresan merupakan urusan partai politik dan Hasto pun mengetahui pernyataan Jokowi tersebut.

"Hasto tahu bahwa yang mencalonkan presiden dan wapres adalah partai politik atau gabungan partai politik. (Jadi), ada masalah apa Hasto memberikan penilaian itu kepada Jokowi,"tuturnya..

Terkait putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming yang menjadi bakal cawapres Prabowo Subianto, lanjut Ngabalin, Jokowi menyebut Gibran sudah dewasa dan berhak menentukan jalan politiknya.

"Apakah karena Gibran anak Jokowi? Kan berkali-kali Presiden jelaskan. Dia sudah besar, dia sudah bisa ambil keputusan sendiri," katanya.

"Kalau koalisi Gerindra, Golkar memilih Gibran karena dia anak presiden, apa yang salah. Kenapa harus pernyataan (Hasto) itu keluar? Kenapa Jokowi yang harus jadi ukuran," tandasnya.

Sebelumnya, Hasto mengatakan partainya kini terluka dan sedih karena ditinggal Presiden Jokowi dan keluarganya, padahal selama ini PDIP sudah banyak membantu Jokowi dan keluarga di dunia perpolitikan nasional.