Menjejak Sejarah Sumpah Pocong, Libatkan Dunia Mistis dan Makhluk Halus?

Sumpah pocong Saka Tatal kasus Vina Cirebon
Sumber :
  • iNews TV

SiapSumpah pocong merupakan salah satu leluri masyarakat yang sudah ada sejak zaman dulu. Namun, belakangan kembali ramai setelah terpidana kasus Vina Cirebon, Saka Tatal melakukan ritual sumpah kematian tersebut guna membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.

Menguak Peran Iptu Rudiana di Kasus Vina yang Makin Terpojok, Berani Melakukan....

Sumpah pocong termasuk sebuah fenomena unik dalam budaya Indonesia yang kental akan nuansa mistis dan juga sosial.

Kepercayaan masyarakat, khususnya di Jawa, istilah sumpah pocong berasal dari kata pocong yang merujuk pada makhluk halus.

Dugaan Peradilan Sesat Kasus Vina Cirebon Makin Mencuat, Edwin Partogi: Penegak Hukumnya Pasif?

Pocong diyakini masyarakat adalah hantu yang muncul ketika seseorang telah meninggal dunia sementara belum mendapatkan haknya atau ada yang tak puas dengan perlakuan terhadapnya.

Pocong diidentikan dengan sosok berbalut kain kafan yang masih menempel pada tubuhnya.

Astaga, Polemik Kasus Vina Cirebon Terbongkar, Diduga Tak Pernah Jadi P 21 Kejaksaan?

Sementara, sejarah sumpah pocong jika ditelusuri berawal dari lisan dan kepercayaan masyarakat Jawa.

Sumpah pocong merupakan bentuk janji yang diucapkan di hadapan masyarakat dengan mengenakan kain kafan layaknya pocong sebagai upaya untuk mendapatkan keadilan atau pembuktian atas sesuatu yang disangkakan.

Tradisi ini muncul pada saat seseorang merasa dituduh atau tidak mendapatkan haknya terkait sengketa yang tidak bisa diselesaikan secara damai.

Masyarakat percaya bahwa pocong adalah roh orang yang belum tenang karena alasan tertentu seperti kezaliman atau ketidakadilan.

Karena itu, guna mendapatkan keadilan dilakukan sumpah pocong sebagai tanda keseriusan serta keberanian masyarakat untuk menyelesaikan masalah atau membuktikan kebenaran.

Hal itu pula yang mendasari Saka Tatal melakukan sumpah pocong serta menantang Iptu Rudiana melakukan tindakan yang sama.

Hingga kini belum ada literatur yang menemukan siapa yang pertama kali memopulerkan sumpah tersebut.

Namun yang jelas, praktik ini kemungkinan sudah ada sejak lama, berkembnag dalam masyarakat Jawa secara turun temurun yang memiliki berbagai ritual dan kepercayaan tentang dunia gaib.