Berkaca dari Kasus Gagal Ginjal Akut, Dosen Farmasi UP Bocorkan Tips Memilih Obat

Ilustrasi kemasan blister untuk obat
Sumber :
  • Istimewa

"Kalau diproduksi kan ada base-nya ya, produksi pertama terus kedua, ketiga. BPOM kan tidak mungkin ngawasin terus-menerus. Jadi harusnya kemandirian dari industri farmasi," sambung dia.

Keren, 2 Guru Besar UP Hasilkan Riset 'Ajaib' untuk Industri Kelapa Sawit: Siap Diproduksi 2025

Hesti mengatakan, sebenarnya kalau aturan awal itu industri farmasi ketika melakukan submit atau registrasi harus melampirkan bukti-bukti. Mulai dari pemeriksaan bahan baku dan segala macamnya.

"Tapi kan dalam perjalanan waktu tergantung industrinya sendiri, mereka mau konsisten tidak melakukan pemeriksaan dan melapor BPOM," kata Hesti.

Donald Trump Kembali ke Gedung Putih Presiden Prabowo Beri Selamat, Harap Kerja Sama Makin Erat

Menurutnya, BPOM tidak mungkin melakukan pemeriksaan terus menerus ke industri, farmasi lantaran terbatasnya anggaran.

"Jadi kembali ke industri farmasinya, kemandirian. Karena ada cara pembuatan obat yang baik, itu kan tanggung jawab industri untuk memastikan diproduksi dengan cara yang benar," tuturnya.

Masuki Usia Emas, Universitas Pancasila Makin Konsen di Kancah Internasional

"Makanya di Amerika kan nggak ada sampling karena mereka sudah mandiri mengikuti sesuai dengan cara pembuatan obat yang baik," timpal dia lagi.

Namun sayangnya di Indonesia belum demikian.

Halaman Selanjutnya
img_title