Mau Tahu Isi Pidato Pertama Bung Karno Usai Proklamasi Kemerdekaan? Simak di Sini!

Pidato Bung Karno
Sumber :
  • Dok/ANRI

Siap – Pada tanggal 23 Agustus 1945, untuk pertama kalinya Presiden Republik Indonesia Sukarno berpidato yang disiarkan ke seluruh Indonesia. Pidato tersebut merupakan juga pidato pertama Bung Karno usai proklamasi kemerdekaan. Menariknya, pidato Bung Karno disiarkan oleh Radio Republik Indonesia (RRI).

Hubungan Indonesia-Malaysia Memanas, Taji Marinir Bikin Tentara Jiran Ciut Nyali

Bung Karno menyampaikan banyak hal terkait situasi republik yang belum stabil sehingga rakyat Indonesia perlu menjaga persatuan dan perdamaian.

“Kami katakan, memang tak mudah untuk tinggal tenang dan tenteram, tetapi toch kami minta dengan keras : tinggallah tenang dan tenteram ! Berhati-hatilah dengan mempertjapkapkan kabar-kabar bohong dan omong kosong jang mengatjaukan fikiran orang,” katanya.

Merinding, Begini Suasana Detik-detik Proklamasi Berkumandang di Jalanan Depok

Presiden Sukarno juga dalam pidatonya mengungkapkan perlunya dibentuk beberapa institusi sebagai penyokong pemerintahan Indonesia sebagai negara yang merdeka. 

Dalam ini perlunya lembaga seperti Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan Tentara Keamanan Rakyat (TLR).

Detik-detik Kemerdekaan Indonesia, Presiden Depok dan Kaum 12 Marga Gundah Gulana

“Karena itu saja mengharap kepada kamu sekalian hai pradjurit-pradjuritbekas Peta, Heiho dan Pelaut besertapemuda-pemuda lain untuk sementara waktu masuklah dan bekerdjalah dalam badan keamanan rakjat. Pertjajalah, nanti akan datang saatnja kamu dipanggil untuk mendjadi pradjurit dalam tentara kebangsaan indonesia,” tegas Sukarno.

 

Pidato Bung Karno

Photo :
  • Istimewa

 

Bung Karno melalui pidatonya berkali-kali menekankan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk tenang, waspada, namun selalu bersatu-padu serta tetap siap-sedia melanjutkan perjuangan yang sejatinya belum usai meskipun dalam bentuk yang berbeda.

Diakui oleh presiden, tidak mudah untuk tetap tenang lantaran perubahan yang amat mendadak dan drastis.

Dalam pidatonya Bung Karno berkata: ”Pekerjaan dan perjuangan menyusun Indonesia Merdeka di alam peperangan sekonyong-konyong harus berganti menjadi pekerjaan dan pekerjaan menyusun Indonesia Merdeka di dalam keadaan internasional sekarang, yaitu dalam perdamaian”.

Sukarno menghendaki agar bangsa Indonesia turut menjaga perdamaian dunia karena negara yang baru saja merdeka ini telah menjadi bagian dari lingkungan internasional dan membutuhkan dukungan dari negara-negara lain.

Hanya saja, Indonesia sudah bukan lagi negara terjajah dan mesti turut dalam pergaulan dunia beserta segenap aturannya. 

“Sekalipun sifat perjuangan kita harus berubah mengikutkan pergantian susunan dunia, tetapi tujuan perjuangan kita tetap seperti sediakala, yaitu melaksanakan keselamatan dan kemakmuran bangsa Indonesia seluruhnya,” tandas Sukarno.

Presiden juga mewanti-wanti kepada seluruh elemen masyarakat jangan mudah terpancing kabar hoaks yang kerap berseliweran dalam ketidakpastian saat itu. 

“Berhati-hatilah dengan mempercakapkan kabar-kabar bohong dan omong kosong yang mengacaukan pikiran orang,” pesan Bung Karno.

Untuk itu, rakyat diimbau mengikuti pemerintah agar tidak terjebak dalam situasi yang justru berpotensi memecah-belah.

 

Pidato Bung Karno

Photo :
  • Dok/ANRI

 

“Saya minta segenap rakyat Indonesia pada saat sekarang ini bersatu-padu bulat, berdiri di belakang pemimpin,” kata presiden.

"Sekali lagi bersatu-padu," tegas Bung Karno, “segala golongan, segenap lapisan rakyat, seluruh bangsa yang 70 juta itu, bersatu-padu di belakang pemimpin. Janganlah kita menjadi kacau, bekerja tak tentu arah, hanya tuduh-menuduh dan salah-menyalahkan orang lain.”

“Kerjakanlah segala apa yang telah kami perintahkan dan siap-sedialah untuk menjalankan perintah-perintah yang masih akan kami berikan. Ingatlah bangsaku jang tercinta, ingatlah: Semua itu untuk kepentingan cita-cita kita bersama, ialah: Republik Indonesia Merdeka yang adil, makmur, kekal, dan abadi.”

Pidato Bung Karno tersebut setidaknya meredakan gejolak dan ketidakpastian masyarakat akan pemerintahan Indonesia yang baru saja merdeka.