Bukan Pencitraan, Usaha Kue Kacang Jamilah Berkembang di Kabupaten Banyuwangi Demi Budidayakan ODGJ

Rumah usaha khusus pasien ODGJ
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Berkembang pesatnya dalam usaha yang digeluti seringkali ada maksud dan tujuan dibalik kesuksesan setiap pengusaha, salah satunya masih dibangun oleh pemiliknya Jamilah yakni budidayakan pasien ODGJ melalui usaha Kue Kacang Jamilah

Eks Dewan Pakar PKS Depok Ini Ngaku "Mualaf" Jelang Pilkada: Saya Nyaman di Supian-Chandra

Walau hanya produksi rumahan, usaha Kue Kacang Jamilah yang berlokasi di Desa Lemahbang Kulon, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi beromset sekitar Rp200 juta tiap bulan.

Industri kue rumahan yang tiap hari memproduksi ratusan Kue Kacang Jamilah itu menjadi tempat untuk budidayakan pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Bakal Meluncur Bulan Desember, Begini Bocoran Spesifikasi Samsung Galaxy A16

Produksi kue kacang tersebut berlokasi di rumah Ibu Jamilah, dirumahnya, Jamilah memproduksi kue dengan dibantu 35 orang pekerja yang didominasi oleh ibu-ibu.

Jamilah pun mempekerjakan satu orang pasien ODGJ dan dirinya menjadi orang tua asuh satu orang ODGJ yang merupakan pasien Puskesmas Gitik.

DMI Ancam Pecat Anggotanya yang Dukung IBH-Ririn di Pilkada Depok: Secara Organisasi Kami Netral

"Sudah ikut saya tiga tahun. Alhamdulillah bisa mengerjakan mencetak kue. Tapi tidak saya haruskan ikut kerja terus seperti yang lainnya. Sesuai kemampuannya saja, yang penting bisa belajar mandiri," ucap Jamilah.

Pekerjaan pasien tersebut yaitu menyangrai kacang, membuat adonan, mencetak kue dan memanggang sampai mengemas kue ke dalam plastik.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani pernah mengunjungi rumah produksi kue tersebut di sela kegiatan Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Lemahbang. Ipuk mengatakan sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Jamilah.

"Salut untuk Ibu Jamilah mau menjadi orang tua asuh pasien ODGJ. Tentu ini butuh keberanian dan kesabaran tersendiri. Semoga ini menjadi ladang ibadah, dan membuat usaha Ibu Jamilah semakin berkah dan berkembang," ucap Ipuk.

Di tempat tersebut, Ipuk pun mencicipi kue kacang buatan Jamilah. "Ini kue jadul yang sampai sekarang rasanya sangat enak, perpaduannya pas, gurih dan manis. Harganya juga murah," ujarnya.

Pernyataan dari Jamilah, usaha kue telah dirintis sejak 24 tahun lalu yang di awal merintis, produksinya sangat terbatas dan dipasarkan sendiri. 

Namun sekarang Jamilah memproduksi tidak kurang dari 12.000 bungkus kue setiap hari, dengan harga jual Rp 1.000 per bungkusnya.

Terlebih, selain kue kacang Ipuk pernah membuat berbagai kue lainnya seperti kue melinjo dan kue wijen.

"Dari kue kue lainnya ternyata yang paling laris kue kacang, baru saya mulai fokus tahun 2000 membuat kue kacang," ujar Jamilah.

Khusus pemasaran, mulanya Jamilah hanya menitipkan ke satu warung. Kemudian bertambah menjadi dua warung dan seterusnya hingga akhirnya kini ada 20 orang sales yang ikut bantu memasarkan kuenya.

"Kami juga melayani pesanan dari toko oleh oleh dan reseller yang menjualnya kembali dengan merek masing-masing. Kue ini juga sampai luar kota seperti Surabaya, Madura, Bali," ucap Jamilah.