Blak-blakan Supian Suri Bertahan dari Terjalnya Jalan Politik ASN Kota Depok

Sekda Depok non aktif Supian Suri alias SS
Sumber :
  • siap.viva.co.id

Siap – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok non aktif, Supian Suri tak menampik, bahwa dirinya sempat merasa kecewa dengan perlakuan tak menyenangkan yang dialaminya sejak memilih karir di jalan politik. 

Menguak Sengkarut Proyek Mangkrak Metro Stater di Balik 'Upeti' Penguasa Depok

Terlebih, ketika dia secara terang-terangan siap maju sebagai bakal calon Wali Kota Depok di Pilkada 2024, mendatang. 

"Ya kalau dari sisi manusiawilah ya. Cuma kan saya dalam perjalanan ini saya sudah menghitung konsekuensi-konsekuensi yang akan saya terima, dengan keputusan yang saya ambil," katanya pada Selasa, 4 Juni 2024. 

Melongok Damainya Natal di Gereja Rock Home Depok, Berbagi Kasih hingga ke TPA Cipayung

"Jadi ya buat saya akhirnya menikmati hal-hal yang seperti ini. Karena ya inilah realita kekuasaan kita, takut kehilangan kekuasaan sehingga berbagai upaya dilakukan. Itu kan manusiawi juga. Ya saya sih memahami itu," sambungnya seraya tersenyum. 

Meski demikian, Supian Suri mengaku terkadang dirinya tak menyangka jika perjalanan hidupnya yang mencoba peruntungan sebagai seorang politikus bakal melalui sederet tantangan.  

Ketika TNI dan Petani Berhasil Sulap Lahan Tidur Depok Jadi Benteng Inflasi Pangan

"Jadi ya buat saya apa ya, walaupun kadang-kadang di luar nalar juga gitu. Misalkan, tiba-tiba saya masih masuk hari itu (kemarin) dan rutinitas apel tiba-tiba hari itu ditiadakan," ujarnya. 

"Makanya tadi, apakah dia (walikota dan wakilnya) sudah punya cukup alasan untuk menjawab, kenapa hari itu tidak apel, kan gitu," timpalnya lagi. 

Akan tetapi, sosok yang akrab disapa SS ini memilih untuk tidak mempersoalkannya. Bahkan menurut dia, itu hal yang wajar.

"Buat kita kan sebetulnya iya manusiawi-lah. Cuman sekali lagi ya, kesedihan atau apa kan juga energi kita enggak boleh habis di hal-hal yang sifatnya melow." 

Jebolan IPDN itu menilai, apa yang dihadapinya ini adalah bagian dari risiko.

"Kalau saya tidak mau sedih ya saya akan ada di sana (sekda). Ya magnet kekuasaan itu kan kuat," ujarnya. 

Sosok yang akrab disapa SS itu menyadari, bahwa prilaku seseorang terkadang dipengaruhi dengan jabatan atau status.

"Mohon maaf ya, selama ini (ASN) berteman dengan saya mungkin, atau dekat dengan saya, lalu mereka akhirnya rela tidak dekat karena mereka khawatir juga terhadap posisinya, dan itu manusiawi juga. Ini kan urusan dunia aja," katanya.

Bagi SS, itu semua tak jadi soal. Sebab dirinya memang sudah siap dengan dinamika yang ada, karena dirinya punya tekad kuat untuk membangun Depok menjadi kota yang lebih baik. 

"Saya punya niat, punya tekad untuk kebaikan masyarakat Kota Depok dengan segala risiko yang harus saya ambil. Ya mau naik gunung lihat pemandangan indah yang bagus saja kita harus berjibaku setapak demi setapak agar bisa sampai ke puncak," jelasnya. 

Lebih lanjut SS memastikan, bahwa sampai saat ini pun dirinya masih merasa tidak ada masalah dengan para ASN di Pemkot Depok.

"Baik-baik aja sih, cuman kan di antara mereka kan banyak juga yang khawatir komunikasi dengan saya secara langsung, terus di persepsiin seolah dukung saya dan itu jadi masalah," katanya.

Lag-lagi, SS mengaku tidak ingin ambil pusing dengan hal itu. Sebab menurutnya, sangat wajar seorang birokrat loyal dengan pimpinannya, yakni wali kota dan wakilnya.

"Ya intinya sampai saat ini saya sangat respek dengan teman-teman ASN. Sejatinya bukan hanya di Depok, siapapun, dimanapun, birokrat akan sangat loyal dengan pemimpinnya," kata dia. 

Bahkan menurut SS, sebetulnya itu adalah modal agar roda pemerintahan ini bisa benar-benar terus berjalan. 

"Dan saya pun yakin, ketika besok saya jadi walikota mereka juga akan sangat loyal pada saya. Jadi saya enggak khawatirlah." 

Dirinya berpendapat, hal ini adalah bagian dari realita birokrat di Indonesia. 

"Tapi sekali lagi, saya punya tekad, saya harus keluar dari zona itu. Waktunya saya sudah harus mengambil haluan untuk bisa mengambil lompat-lompatan kebijakan untuk kemaslahatan masyarakat," tegasnya. 

SS berharap, dengan dukungan masyarakat, dirinya berjanji akan membawa perubahan, dan percepatan kebaikan untuk Kota Depok.

"Jadi ya mungkin bahasa saya dalam konteks yang saya sampaikan, bahwa Depok harus inklusif, enggak bisa eksklusif. Inklusif itu menampung semua orang, merangkul semua pihak," jelasnya. 

"Karena sekali lagi saya sampaikan, Depok ini milik sama-sama, kita harus berjuang bersama-sama membangun, dan InsyaAllah kelak kita akan menikmati sama-sama. Semua pihak harus merasakan itu," sambungnya.

"InsyaAllah saya akan jadi wali kota untuk semua, bukan wali kota untuk sekelompok," timpalnya lagi. 

SS lantas menegaskan, bahwa sejatinya pemerintah hadir adalah untuk mengatasi persoalan warga.  

"Ya makna pemerintah kan ada membahagiakan warganya. Orang bahagia itu kan disaat harapannya tercapai, disaat masalahnya ada solusi. Termasuk di dalamnya ASN, bukan berarti ASN hanya jadi mesin birokrat, mereka juga harus diperhatikan." 

"Ya boleh dibilang secara langsung maupun tidak langsung, mereka (ASN) menjadi bagian dari kesuksesan pemerintah," ujarnya lagi. 

Peta Politik Depok

Sebagai informasi, Supian Suri atau yang akrab disapa SS ini digadang-gadang telah mengantongi dukungan dari tujuh partai politik (parpol) untuk maju di Pilkada Depok 2024. 

Adapun sejumlah parpol itu yakni, Gerindra, PDIP, Demokrat, PKB, PAN, PPP dan PS. Mereka tergabung dalam gerbong Koalisi Sama Sama.

Selain tujuh partai tersebut, kabarnya sejumlah parpol non parlemen juga memberi sinyal pada SS. Di antaranya Partai Buruh, Perindo, Partai Ummat, Hanura, dan Gelora.

Sedangkan kubu lawan, yakni PKS telah mengusung Imam Budi Hartono (IBH), sosok yang sampai saat ini masih menjabat sebagai Wakil Wali Kota Depok. 

IBH sendiri telah mengantongi dukungan dari Wali Kota Depok, Mohammad Idris, sosok yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar PKS.