Ketika Pangeran Diponegoro Gagal Naik Haji
- Dokumen Dubes Cairo, Mesir
Residen Manado, Pietermaat dengan cemas mengamati kebiasaan menabung sang pangeran. Dia menganggap tabungan tersebut untuk membentuk pundi-pundi perang melawan Belanda. Tak lama, Pietermaat mengurangi tunjangannya hingga hanya menjadi 200 gulden.
Usaha sang pangeran untuk mengejar impian mencecap tanah suci terhenti. Pemimpin Suci Perang Jawa tersebut sudah kehilangan hasrat pergi haji sejak meninggalkan Manado menuju Makassar.
"Ketika berada di dalam benteng Rotterdam di Makassar, dan telah sepuh, impian Diponegoro pergi haji sudah tidak lagi terdengar. Diponegoro hanya ingin menghabiskan sisa hidup di Makassar," katanya.
Pagi pukul 06.30, Senin 8 Januari 1855, Diponegoro mengembuskan napas terakhir di kamar, Benteng Rotterdam, Makassar. Sang pangeran dikebumikan di pemakaman Kampung Melayu, Makassar, tanpa sempat menggapai impian pergi menunaikan ibadah haji.