Kartini Masa Kini, Perempuan Diharapkan jadi Pelopor Anti Hoax

Kartini Masa Kini, Perempuan Diharapkan jadi Pelopor Anti Hoax
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Dunia digital saat ini tidak bisa dihindarkan seiring kemajuan teknologi informasi. Namun, sayangnya keterlibatan perempuan dalam dunia digital, jumlahnya masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki.

Rektor Universitas Putra Indonesia, Astri Dwi Andriani mengatakan dari data Kominfo tahun 2018 sebanyak 20% perempuan Indonesia yang menggunakan akses Internet. Padahal dari 210 juta orang Indonesia yang terkoneksi internet rata-rata menghabiskan waktu sebanyak 8 jam 36 menit perharinya.

"Tingkat penetrasi internet di Indonesia sebesar 77,02%, sementara pada perempuan hanya 20%. Berarti sisanya itu laki-laki," ungkap Astri Dwi Andriani, saat diskusi pada Program Indonesia Makin Cakap Digital, Rabu (17/4/2024).

Namun sayangnya, tingginya penetrasi internet juga dibarengi banyaknya penyebaran informasi bohong yang bertebaran di media sosial. Maka dari itu, ia mengajak terutama bagi para perempuan untuk memutus mata rantai penyebaran hoax.

"Medsos menjadi sumber informasi utama netizen sebanyak 73,0%, tetapi sayangnya netizen juga menemukan bahwa medsos jadi sumber hoaks," tambahnya.

PK Ditolak, Keluarga Terpidana Kasus Vina: Ya Allah, Apakah Saya Harus Pindah Negara?

 

Kartini Masa Kini, Perempuan Diharapkan jadi Pelopor Anti Hoax

Photo :
  • Istimewa


Hal senada dikatakan oleh, Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik selaku tokoh masyarakat Bali. Ia menilai perempuan harus dapat menjadi pelopor etika berinternet anti hoax, salah satunya melalui keluarga dan lingkungan sekitar.

Ia juga mengajak para perempuan untuk bijak dalam mengunakan internet dengan memperhatikan norma yang ada. Salah satu upadaya dengan car membagikan ide kreatif sehingga dapat menambah nilai ekonomi dan mata pencaharian bagi sekitar.

"Perempuan harus menjadi jendela untuk keluarga dan anaknya. Maka gunakan internet menuju ruang kebaikan," Ni Luh Putu menimpali.

Sementara itu, Koornidator Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) Wilayah Bali, Indria Trisni Puspita mengatakan perempuan harus memiliki pemahaman mengenai kecakapan digital. Sebab, perubahan gaya hidup di jaman modern membuat prilaku manusia serba cepat.

Selain memiliki digital skill, wanita juga penting mengetahui digital financial. Hal ini akan menjadi penggerak utama dalam inovasi dan perkembangan, sebab perempuan telah membuktikan kemampuan luar biasa mereka dalam mengambil alih sektor-sektor kunci di era digital.

"Peluang di jaman digital seperti virtual assistant, data analyst, graphic designer, content creator, influencer, dan digital startup founder," pungkasnya.
Adik Kandung Bongkar Kehidupan Pribadi Gus Miftah, Ayah Petani, Ibu Jualan di Pasar: Semuanya Sulit