Indonesia Menempati Urutan Tertinggi Kasus Pneumonia di Asia Tenggara, Ini Solusi Peneliti FFUP

Peneliti FFUP Sondang Khairani (kebaya merah) soal isu pneumonia
Sumber :
  • Istimewa

"Kuantitas penggunaan antibiotik juga memberikan hasil yang sama di masing-masing rumah sakit, namun biaya terdapat perbedaan, hal ini dikarenakan perbedaan klaim INA CBGs." 

Kisah Theresia Ngutra, Mahasiswi UP Pejuang Pendidikan di Tanah Papua

Kemudian, lanjut Sondang, yang menjadi highlight adalah terdapat hasil pemeriksaan mutu mikrobiologi yang memberikan hasil resistensi terhadap seftriakson di empat rumah sakit dengan bakteri K pneumonia. 

"Itu didukung dengan data yang lain dan beberapa penelitian menyebutkan tingginya resistensi seftriakson terhadap beberapa mikroorganisme," ujarnya. 

Saingi China, UP Dorong Lulusannya Jadi Pengusaha, Siswono: Saya Optimis di Tahun 2045

Lebih lanjut dirinya mengungakapkan, menjamin mutu antibiotik sudah dilakukan oleh BPOM dengan post market. 

Berdasarkan hasil penelitian, Sondang memberikan saran kepada pemangku kebijakan seperti BPOM untuk menambahkan uji mikrobiologi pada sediaan antibiotik. 

Menguak Rekam Jejak Prof Marsudi, Rektor Baru UP yang Ternyata Guru Besar IT Pertama di Indonesia

"Ini penting agar mutu tetap terjamin dan hal ini menjadi kebaharuan pada penelitian ini," katanya.  

Berkat disertasinya itu, Sondang Khairani meraih gelar dengan pujian dan lulus tepat waktu 6 semester. 

Halaman Selanjutnya
img_title