Terbukti Lakukan Kekerasan Seksual, DPM UI Minta Melki Setop Manggung: Jangan Standar Ganda

Heboh dugaan kekerasan seksual Ketua BEM UI Melki Sedek
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Indonesia (DPM UI) 2023, Bonanza Haggai Sitorus ikut angkat bicara terkait kasus dugaan kekerasan seksual yang dilakukan Ketua BEM UI non aktif, Melki Sedek Huang

YPPUP Tunjuk Prof Sri Widyastuti Sebagai Plt Rektor Universitas Pancasila, Ini Tugasnya!

Terkait hal itu, Bonanza mengingatkan Melki Sedek agar berhenti cari panggung,  lantaran telah terbukti bersalah melakukan kekerasan seksual. 

Tak hanya itu saja, ia juga meminta agar aktivis lainnya pun tidak memberi kesempatan untuk Melki Sedek melakukan orasi. 

Alamak! Wikipedia Sebut Kakek Sugiono di Profil Rektor Non Aktif Universitas Pancasila

“Sebaiknya Melki bisa ditunda dulu acaranya karena sudah terbukti. Seharusnya sebelum terbukti pun pada saat masih pemeriksaan harusnya sudah setop dalam melakukan kegiatannya," katanya pada Rabu, 31 Januari 2024.

"Kemudian, bagi teman-teman yang mitra dalam kegiatannya saya imbau untuk tidak memberi panggung pada Melki," sambungnya.

Mahasiswa Universitas Pancasila Demo Rektor Mesum hingga Tutup Jalan, Lenteng Agung Macet Parah

Bonanza juga meminta agar Melki memahami sanksi yang dijatuhkan pihak kampus padanya.

“Saya pesan pada Melki yang seharusnya mengerti isu kekerasan seksual, harusnya bisa mengerti jangan menetapkan standar ganda terhadap isu kekerasan seksual,” jelasnya.

Dengan telah ditetapkannya keputusan Rektor UI, pihak DPM UI meminta agar Melki berhenti manggung. 

Ketua BEM UI non aktif itu dinilai tidak seharusnya tampil di ruang publik dan berorasi.

“Untuk mendukung pemulihan korban sebenarnya tidak pantas tampil di publik, apalagi beliau waktu itu sudah tahu terduga pelaku dan sedang proses pemeriksaan tetapi tetap tampil kemana-mana, sangat disayangkan." 

"Dia sebagai Ketua BEM (saat itu) harusnya paham betul, tapi sangat disayangkan ketika menimpa dirinya sendiri, dia tetap ada di ruang publik,” timpalnya lagi.

DPM UI juga melihat bahwa Melki telah melanggar apa yang diperjuangkan selama ini. 

Menurut Bonanza, road show yang dilakukan Melki bersama BEM universitas lain pun sudah dikecam oleh internal mahasiswa Universitas Indonesia.

“Melki tidak mengindahkan apa yang dia perjuangkan selama ini. Walaupun banyak narasi yang seakan menyudutkan korban, ini sangat disayangkan," katanya. 

"Dari internal mahasiswa UI sudah mengecam tindakan dia (Melki) lalu lalang ke sana ke sini, tapi tetap seperti biasa aja. Kami sangat menyayangkan, kami tidak tahu kenapa seperti itu,” sambung dia lagi.

Dengan berbagai pertimbangan tersebut, DPM meminta agar pihak lain tidak lagi memberikan ruang dan kesempatan pada Melki untuk manggung. 

Sebab menurut Bonanza, dengan memberikan kesempatan tersebut, sama saja menyetujui tindakan Melki. 

DPM UI lantas menggaungkan untuk mencabut panggung dan kekuasaan untuk Melki.

Apalagi kalau dibilang orang-orang yang mungkin teredukasi dan paham isu kekerasan seksual seharusnya tidak memberikan panggung. 

"Karena itu kita harus gaungkan cabut panggung dan kuasa. Di sanksi juga ada kalau Melki dilarang melakukan organisasi formal dan informal,” katanya.

Hingga saat ini Melki belum pernah menyampaikan permintaan maaf terkait tindak kekerasan seksual yang ditujukan padanya. 

Soal sanksi yang diberikan pihak kampus, DPM UI menilai hal itu sudah sesuai.

“Belum (minta maaf) padahal dari SK terbukti bersalah. (Sanksi) itu dikembalikan ke Satgas dan saya hormati itu,” kata Bonanza.