Mengenal KH Abdul Halim, Ulama Moderat asal Majalengka yang Dicinta Rakyat
- Istimewa
Pada usia 21 tahun, saat jadi santri di Kuningan, Otong dipanggil pulang orang tuanya ke Majalengka. Dia dijodohkan dengan Siti Murbiyah, anak KH Muhammad Ilyas bin Hasan Basyari yang pada waktu itu menjadi penghulu Majalengka.
Setelah banyak belajar di beberapa pesantren di Indonesia, Abdul Halim memutuskan pergi ke Mekkah untuk mendalami ilmu-ilmu keislaman.
Di Mekkah, Abdul Halim berguru kepada ulama-ulama besar di antaranya Syeikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, seorang ulama asal Indonesia yang menetap di Mekkah sekaligus menjadi Imam di Masjidil Haram.
Selama menuntut ilmu di Mekkah, Abdul Halim banyak bergaul dengan KH Mas Mansur yang kelak menjadi Ketua Umum Muhammadiyah dan KH Abdul Wahab Hasbullah yang merupakan salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama.
Kedekatan Abdul Halim dengan kedua orang sahabatnya yang berbeda latar belakang antara pembaharu dan tradisional inilah yang membuatnya terkenal sebagai ulama yang amat toleran.
Selain belajar langsung kepada Syeikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Abdul Halim juga mempelajari kitab-kitab para ulama lainnya, seperti kitab karya Syeikh Muhammad Abduh, Syeikh Muhammad Rasyid Ridlo, dan ulama pembaharu lainnya.
Tiga tahun belajar di Mekkah, Abdul Halim kembali ke Indonesia untuk mengajar. Pada tahun 1911, ia mendirikan lembaga pendidikan Majelis Ilmi di Majalengka untuk mendidik santri-santri.