Kisah Jomlo Zaman Dulu Bikin Resah Pemerintah

Perempuan Jawa di masa lalu sedang berpose di teras rumah.
Sumber :
  • KITLV

Kejomloan jelas diterjemahkan pemerintah sebagai masalah ekonomi.

Menjejak Sejarah Sumpah Pocong, Libatkan Dunia Mistis dan Makhluk Halus?

Pemerintah menggariskan, seturut Boomgaard, hanya pasangan menikah bisa membentuk satuan ekonomis dan mampu mencukupi kebutuhan.

Mereka menjadi motor penggerak semua kewajiban sosial, ekonomi, dan politik terhadap komunitas lokal dan negara.

Mengintip Prosesi Mepamit di Kediaman Mahalini jelang Pernikahan dengan Rizki Febian

Sebaliknya, lanjut Boomgaard, kaum jomlo, duda, dan janda tidak dianggap sebagai satuan sosial dan ekonomi nan utuh serta lengkap.

Di beberapa daerah dengan sistem kepemilikan tanah umum, tidak memperkenankan golongan tersebut menjadi pemilik tanah.

Heboh Gegara Diramal Bakal Menikah dengan Mayor Teddy, Fuji : Jadi Bikin Aku Dirujak Netizen!

Lagi pula, pada sekira tahun 1900 orang Jawa menganggap hidup membujang atau jomlo pada usia tertentu sebagai kekeliruan atau menyimpang kodrat.

“Tidak dapat disangkal bahwa di Jawa hampir semua orang menikah. Tidak ada adat kebiasaan atau lembaga yang melarang pernikahan,” tulis Boomgaard.

Halaman Selanjutnya
img_title