Kisah Jomlo Zaman Dulu Bikin Resah Pemerintah

Perempuan Jawa di masa lalu sedang berpose di teras rumah.
Sumber :
  • KITLV

Kejomloan jelas diterjemahkan pemerintah sebagai masalah ekonomi.

Rekor Buruk Timnas Indonesia di Bulan Maret: Selalu Kalah dari Australia, Akankah Berubah?

Pemerintah menggariskan, seturut Boomgaard, hanya pasangan menikah bisa membentuk satuan ekonomis dan mampu mencukupi kebutuhan.

Mereka menjadi motor penggerak semua kewajiban sosial, ekonomi, dan politik terhadap komunitas lokal dan negara.

Arsenal Hancurkan PSV Eindhoven 7-1: Berikut Jejak Kemenangan Tergila di Liga Champions?

Sebaliknya, lanjut Boomgaard, kaum jomlo, duda, dan janda tidak dianggap sebagai satuan sosial dan ekonomi nan utuh serta lengkap.

Di beberapa daerah dengan sistem kepemilikan tanah umum, tidak memperkenankan golongan tersebut menjadi pemilik tanah.

Viral, Adik Gantikan Posisi Kakak Menikah di Jenoponto, Kisahnya Bak Cerita Sinetron

Lagi pula, pada sekira tahun 1900 orang Jawa menganggap hidup membujang atau jomlo pada usia tertentu sebagai kekeliruan atau menyimpang kodrat.

“Tidak dapat disangkal bahwa di Jawa hampir semua orang menikah. Tidak ada adat kebiasaan atau lembaga yang melarang pernikahan,” tulis Boomgaard.

Halaman Selanjutnya
img_title