Analisa Pakar Soal Kenaikan Elektabilitas Prabowo: Bukan Karena Kampanye, Tapi dari Blundernya PDIP

Potret pasangan Capres Prabowo-Gibran
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Berdasarkan analisa pakar politik Burhanudin Muhtadi, melonjaknya elektabilitas pasangan Capres nomor urut 2 Prabowo-Gibran dibanding kedua rivalnya bukan karena kecanggihan dalam melakukan kampanye, tapi akibat blundernya langkah PDI Perjuangan.

Hacker Bongkar Skandal Hakim Eko Aryanto Gegara Vonis Ringan Harvey Moeis, Begini Isinya

"Jadi, sebenarnya Prabowo meningkat itu bukan semata-mata karena kecanggihan kampanye Prabowo-Gibran, tapi karena blunder yang diciptakan PDI Perjuangan," ujar Burhanuddin, seperti dikutip tayangan Kabar Petang tvOne, Selasa 5 Desember 2023 malam.

Lebih lanjut Burhanudin mengatakan, blundernya langkah PDIP itu terjadi lantaran menarik diri dari kolam besar masuk ke kecil.

Prabowo Ultimatum Hakim Gegara Vonis Ringan Koruptor: Jangan-jangan di Penjara Pakai AC

Dia menyampaikan, argumen Ganjar dan PDIP tak bisa langsung masuk berubah 180 derajat dari narasi keberlanjutan ke narasi perubahan.

"Karena itu terlalu drastis. Jadi, perlu bridging, jembatan," tuturnya.

Batas Akhir Pengangkatan PPPK Desember 2024, Angin Segar Atau Kekhawatiran?

Jembatan yang dimaksud, kata Burhanudin, seperti semacam kritik terhadap kinerja Presiden Jokowi dengan bahasa tertentu.

"Nah, jembatannya misalnya melakukan semacam kritik kepada kinerja Presiden Jokowi dengan bahasa misalnya perbaikan. Jadi, bukan 100 persen perubahan," kata Burhanuddin.

Belakangan ini, lanjut Burhanudin, capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo yang diusung PDIP lebih dekat ke narasi perubahan yang identik dengan capres nomor urut 1 Anies Baswedan.

Dengan begitu, menurut analisa Burhanudin, Ganjar dan Anies seperti memperebutkan segmen kecil yaitu 25 persen berdasarkan hasil survei terakhir Indikator Politik Indonesia.

"Itu kolam yang kecil. Kolam yang besar adalah kolam yang puas dengan Presiden Jokowi. Sekitar 75-an persen tadi," ujar Burhanuddin.

Dia mengatakan berbeda hasil survei saat Ganjar Pranowo masih co branding dengan Jokowi.

Burhanudin menuturkan, hasil survei Ganjar ketika itu mendominasi kolam yang puas dengan Jokowi. Jika hasil terakhir survei Indikator Politik Indonesia dengan kepuasan terhadap Presiden Jokowi sebelum kampanye tercatat 75,8 persen.

"Itu yang puas, yang tidak puas kurang lebih 23-25 persen. Tergantung. Jadi, taruhlah 25 persen tidak puas. Nah, sebelumnya ini captive-nya Anies Baswedan," katanya.

"Jadi tidak menutup kemungkinan, elektabilitas Prabowo secara perlahan akan mengalami kenaikan," sambungnya.

Tiga pasangan capres cawapres, lanjut Burhanudin, sudah sepekan menjalani masa kampanye Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Dari hasil survei sebelum kampanye, elektabilitas capres nomor urut 2 Prabowo Subianto masih unggul dibandingkan dua capres rivalnya yaitu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

Namun, untuk saat ini, Prabowo bisa unggul versi survei karena dipersepsikan dekat dengan Jokowi. Apalagi, setelah putra sulung Jokowi yaitu Gibran Rakabuming Raka jadi cawapres mendampingi Prabowo.

"Kolam yang puas sama Presiden Jokowi. Tapi, setelah Gibran menjadi pendamping Prabowo, nah, kolam yang besar ini didominasi oleh Prabowo," jelas Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia tersebut.

Adapun menurut dia Prabowo juga masih bisa mengambil di segmen pemilih yang tak puas terutama dari loyalis lamanya. .