Pengakuan Eks ASN Boyolali Disuruh Pilih PDIP, Nekat Melawan Karena Teringat Surat Al Maidah
- Tangkapan layar @PartaiSocmed
Siap – Seorang pensiunan apartur sipil negara atau ASN, di Boyolali, memberkan pengakuan yang cukup mengejutkan. Ia membongkar adanya dugaan upaya politisasi, mengarah pada PDIP.
Pengakuan dari mantan ASN Boyolali yang tidak disebutkan namanya itu terungkap dalam tayangan video yang diunggah akun Twitter @PartaiSocmed baru-baru ini.
"Masih ada pertanyaan @bawaslu_RI? Ini orangnya jelas dan siap bersaksi tentang kebobrokan yg dilakukan PDIP di Boyolali. Mau nunggu apalagi?" bunyi keterangan @PartaiSocmed dikutip siap.viva.co.id pada Kamis, 23 November 2203.
Dalam video yang beredar itu, pria berbusana kemeja putih itu lantas menceritakan pengalamannya ketika dipaksa untuk ikut PDIP.
"Bismillahirohmanirohim assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan saya eks ASN Boyolali. Sekarang sudah pensiun pensiun dini sejak tahun 2020, saat usiaku baru 52 tahun," katanya mengawali pengakuan tersebut.
"Bicara tentang ASN Boyolali yang disuruh memilih PDIP dan taat dengannya, kalau tidak taat akan dimutasi, itu betul saudaraku, fakta. Saya adalah korbannya," sambung dia.
Menurut pria tersebut, dirinya hanya bertahan dengan kebenaran, dan ASN harus netral.
"Juga prinsip saya adalah Allah tujuanku."
Hal itu, kata pensiunan ASN tersebut, sesuai dengan ajaran Islam, yang tertuang dalam Surat Al Maidah ayat 2.
"Berdasarkan juga firman Allah dalam Surat Al Maidah ayat 2. Allah berfirman, dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa, dan bermusuhan," jelasnya.
Akibat keputusannya itu, dia pun terpaksa dimutasi.
"Akhirnya saya dimutasi ke sekolah yang jauh, kira-kira lebih dari 50 kilometer dari rumahku," tuturnya.
"Saudaraku semoga kesaksianku ini bermanfaat, dan saudaraku ASN semuanya di Indonesia, dan khususnya di Boyolali berani tidak taat dengan kemungkaran," timpalnya lagi.
Pria tersebut lantas mengingatkan, bahwa semua yang dilakukan bakal dimintai pertanggung jawabanya di akhirat.
"Allah tujuan kita, bukan manusia. Ingat di akhirat kita akan dimintai pertanggung jawaban, dihisap oleh Allah subhanahu wa ta'ala," tegasnya.