Kapolda Lampung Dapat Rapor Merah dari HMI, Ini Deretan Tuntutannya
- Istimewa
Siap – Aksi damai digelar Badko Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumatra Bagian Selatan di depan Markas Polda Lampung, Rabu, 7 Mei 2025.
Dalam aksi ini, mereka menyerahkan secara simbolis "rapor merah" kepada Kapolda Lampung sebagai bentuk kritik terbuka atas sejumlah persoalan di tubuh kepolisian daerah tersebut.
Ketua Umum Badko HMI Sumbagsel, Tommy Perdana Putra, menyebut rapor merah tersebut merupakan bentuk pengingat terhadap institusi kepolisian di Lampung.
“Kami melakukan aksi damai ini sebagai bentuk pengingat terhadap institusi kepolisian, khususnya Polda Lampung. Ada banyak persoalan yang belum selesai, seperti pungli, tahanan kabur, hingga tindakan represif aparat terhadap aktivis,” kata Tommy dalam orasinya.
Dalam aksinya, massa HMI membawa sejumlah tuntutan yang mereka rangkum dalam empat poin utama:
-
Hentikan pungli terhadap sopir angkutan batubara di Way Kanan, Lampung Utara, dan wilayah lain.
Copot Kapolres dan Kasat Reskrim Way Kanan yang diduga membekingi praktik pungli.
Usut tuntas kaburnya tahanan narkoba dari Polda Lampung.
Hentikan kriminalisasi dan tindak represif aparat terhadap aktivis.
“Kami mengantarkan langsung rapor merah ini agar Kapolda tidak perlu repot-repot mendatangi kami. Ini bentuk keseriusan kami dalam mengawal persoalan,” tambah Tommy.
Aksi damai tersebut berlangsung tertib, namun sarat pesan tegas.
HMI menyatakan akan terus memantau perkembangan penyelesaian masalah-masalah ini demi perbaikan institusi kepolisian dan kemaslahatan masyarakat Lampung.
“Kami akan terus mengawal persoalan ini demi kebaikan bersama, termasuk institusi kepolisian. Harapan kami, Polda Lampung segera bertindak,” ujar Tommy lagi.
Di sisi lain, HMI Cabang Bandar Lampung memilih pendekatan berbeda.
Mereka menyampaikan kritik dan aspirasi melalui audiensi langsung dengan Kapolda Lampung.
“Penyampaian aspirasi bisa dilakukan dengan berbagai cara. Kawan-kawan dari HMI Cabang Bandar Lampung memilih beraudiensi di ruang Kapolda. Sedangkan kami memilih aksi damai di jalan. Tujuannya tetap sama: demi Lampung yang lebih baik,” jelas Tommy.
Aksi ini menjadi catatan penting bagi kepolisian di Lampung untuk mengevaluasi kinerja, terutama menyangkut integritas dan pendekatan mereka terhadap masyarakat sipil serta aktivis.