Aktivitas Penambangan Bauksit PT CMI Diduga Cemari Sungai Subali Ketapang, Ikan dan Tanaman Mati

Sungai Subali di Desa Air Rupas Tercemar Tambang Bauksit PT CMI
Sumber :
  • Istimewa

DPMPTSP Kubu Raya: Penggilingan Kratom di Komplek Palem Damai Serdam Kantongi Izin Resmi dan Bukan Pabrik

SIAP VIVA – Warga desa Air Rupas, Kecamatan Air Rupas, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat di hebohkan air Sungai Subali mendadak berubah warna kuning kecoklatan bercampur lumpur, pada Minggu 23 Februari 2025.

 

Seorang Penumpang Kapal KM Bukit Raya Terjun ke Laut, 5 Hari Pencarian Masih Nihil

Perubahan air kuning kecoklatan tersebut diduga tercemar aktifitas penambangan bauksit PT Hasta Panca Mandiri Utama yang merupakan kontraktor dari PT Citra Mineral Investindo Tbk (PT CMI).

 

Pemilik Pabrik Kratom di Sungai Raya Dalam Bantah Aktifitasnya Sebabkan Pagar Roboh

Warga setempat, Nathalis Hendra mengatakan, air Sungai Subali berubah warna menjadi kuning kecoklatan tersebut diduga tercemar aktifitas pernambangan PT. Hasta Panca Mandiri Utama (HPMU) yang merupakan kontraktor dari PT Citra Mineral Investindo Tbk yang lokasinya tidak terlalu jauh dari sungai tersebut. Ia juga mengatakan bahwa air sungai tersebut tidak dapat digunakan untuk mandi dan mencuci setelah tercemar.

 

‘’Akibat air Sungai Subali tercemar, kami susah mandi, dan mencuci. Selanjutnya sejumlah tanaman pangan juga mati. Saya meminta kepada pihak perusahaan untuk bertanggungjawab,’’kata Nathalis Hendra dikutip pada Kamis 27 Februari 2025.

 

Nathalis juga mengaku bahwa kejadian tersebut telah merugikannya dan beberapa warga lainya yang dimana rumah dan kebun mereka berada disekitaran bantaran sungai subali. Ia juga menguraikan beberapa kerugian yang dialami oleh warga disekitar bantaran sungai.

 

"Untuk mandi, minum, kebutuhan MCK tidak terpenuhi lagi karna keruhnya air dan secara fisik padi, sensabi, labu, blungka, sawit,  ikan, termasuk ikan didalam kramba mati,’’tandasnya.

 

Nathalis  juga meminta kepada manajemen PT. CMI dan  PT.HPMU agar segera menindaklanjuti tuntutan warga yang terdampak sesegera mungkin.

 

Senada dengan Nathalis Hendra, Antonius Badau mengaku sangat dirugikan mengingat kerugian yang dialaminya. Ia juga meminta kepada pihak perusahaan agar serius menangani persoalan tersebut.

 

"Hari ini kami tidak bisa panen padi dan beberapa tanaman kami yang lain, jadi saya meminta ke pihak perusahaan agar serius menangani kebun kami yang terdampak,’’ujarnya.

 

Mewakili PT. HPMU, Nasutian menjelaskan bahwa kejadian tersebut merupakan akibat dari adanya dua sisi jalan yang menurun dan menanjak antara jalan dari SP 5 dan jalan menuju SP 6 dimana dijalan tersebut tidak ada penampungan air sehingga air yang datang langsung mengalir ke sungai. Dan menurutnya  bahwa dalam pekerjaan penambangan sudah ada Sendiment Pond.

 

"Kalau dari sisi tambang pas hujan kemarin kami juga ada dokumentasi sesuai dengan hari itu juga sebagian besar itu dari jalan raya misalnya dari SP 6 ke SP 5 itukan nggak ada tampungan airnya jadi langsung ke sungai. Jadi kalau dari tambang rata-rata sudah ada sendiment pond,’’katanya.

 

Nasution menambahkan, Sungai Subali yang tercamar akan segera dilakukan normalisasi dan sebagai bentuk pertanggung jawaban ia dan tim telah melakukan verifikasi langsung di sungai dan ladang warga yang tercemar dan ia berjanji tidak akan putus komunikasi dengan masyarakat yang terdampak.

 

Sementara itu, Matius Jumpun yang merupakan temanggung Adat mengatakan bahwa perusahaan harus bertanggung jawab penuh mengingat lumpur pekat dari pekerjaan penambangan PT. CMI telah merusak tanamannya.

 

"Saya sebagai penjaga lingkungan disini sangat merasa dirugikan karena tanaman yang saya tanam tidak dapat saya panen lagi, jadi dalam hal ini perusahaan harus bertanggung jawab,’’pungkasnya.