Ketika Megawati Tak Kuasa Menahan Tangis Sebut Nama Prabowo: Tidak Perlu Sembunyi-sembunyi Lagi
- Istimewa
Mega lantas mengatakan, kala itu dirinya sampai menanyakan langsung ke Sekretariat Negara (Setneg) untuk mempertegas status Soekarno.
"Ketika saya pergi ke setneg untuk menanyakan, bapak saya ini sebetulnya di apakan? Iya dong presiden tiba-tiba waktu itu ditahan, bukan ditahan enggak tahu di Istana Bogor. Saya nanya loh statusnya apa? Nggak ada yang berani jawab."
"Jadi kami keluarga pada waktu itu tidak tahu status Bung Karno itu opo? Nah makanya saya bilang jangan loh orang Indonesia yang berkuasa melakukan hal-hal seperti itu lagi. Nunggunya aja keadilannya lama sekali kan, setengah abad lebih," timpalnya lagi.
Menurut Megawati, kebijakan pimpinan MPR dan Presiden Prabowo tersebut harus menjadi momentum rekonsiliasi nasional.
"Berkaitan dengan hal ini, kami keluarga besar Bung Karno melalui pidato kakak saya, Guntur Soekarno Putra tanggal 9 September 2024 di Gedung MPR RI menegaskan, bahwa keluarga bung karno telah memaafkan atas segala perlakuan yang pernah dilakukan terhadap diri pribadi Bung Karno pada masa itu," tutur dia.
Menurutnya, yang terpenting bagi keluarga dan para kaum patriotik pencinta Bung Karno adalah rehabilitasi nama baik Soekarno sebagai seorang proklamator bangsa, penggali Pancasila dan Bapak Bangsa Indonesia.
"Jadi dengan demikian, kita sebagai partai ideologis yang mengikuti ajaran, ide, hal-hal yang telah begitu banyak diberikan kepada bangsa dan negara ini oleh beliau kita artinya tidak perlu takut takut lagi," ucap Mega.