Melalui Program TJSL, PLN UID Kalbar Dukung Kejayaan Jeruk Tebas
- Ngadri/siap.viva.co.id
SIAP VIVA – Petani jeruk di Desa Sejiram, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat mendapat bantuan dari PLN UID Kalbar program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), pada Sabtu 28 Desember 2024.
Bantuan ini merupakan upaya PLN mendukung para petani jeruk di Desa Sejiram, Kecamatan Tebas, untuk meningkatkan produktivitas dan mengembalikan kejayaan jeruk tebas yang merupakan khas daerah tersebut.
Manajer Komunikasi dan TJSL PLN UID Kalbar, Mukhlis Zarkasih, menjelaskan bahwa PLN tidak hanya berfokus pada pelayanan kelistrikan, tetapi juga berupaya memberdayakan masyarakat melalui pengembangan sektor ekonomi lokal.
“PLN ingin berkontribusi dalam mendukung UMKM dan komunitas lokal. Dengan mendorong sektor pertanian, seperti jeruk di Desa Sejiram, kami berharap dapat meningkatkan perekonomian keluarga dan desa. Hal ini juga sejalan dengan tujuan pemerintah untuk memperkuat indeks desa membangun,” kata Mukhlis Zarkasih kepada Viva.co.id pada Sabtu 28 Desember 2024.
Mukhlis menambahkan, Kecamatan Tebas dikenal sebagai salah satu sentra penghasil jeruk di Kalimantan Barat. Namun, berbagai tantangan, seperti daya tahan buah yang rendah, banjir, dan keterbatasan akses pasar, sempat membuat produksi jeruk menurun. Untuk mengatasi masalah ini, PLN memberikan dukungan berupa bibit unggul, pelatihan teknis, dan pendampingan pemasaran.
“Kami mendukung pengembangan varietas unggulan seperti jeruk Madu Susu, yang memiliki daya tahan lebih baik dan potensi pasar besar. PLN juga akan memantau secara rutin efektivitas bantuan ini, mulai dari pembibitan, perawatan, hingga pemasaran,” tambahnya.
Kepala Desa Sejiram, Hemdi, mengapresiasi dukungan PLN dan berharap program ini menjadi langkah awal kebangkitan sektor jeruk di wilayahnya. Saat ini, beberapa varietas unggulan seperti jeruk Terigas, jeruk Madu Susu, dan jeruk lokal lainnya sudah mulai dipasarkan hingga ke luar pulau melalui pelabuhan Sintete dan Semparuk bahkan ke luar negeri yaitu Malaysia melalui Border Perbatasan Aruk dan Jagoi Babang
‘’Namun, tantangan masih ada. Harga jeruk yang fluktuatif saat panen raya, kurangnya pengolahan hasil panen, serta serangan hama menjadi hambatan bagi petani,’’tandasnya.
Penyuluh Pertanian Desa Sejiram, Yenni, mencatat bahwa dari 114 hektar lahan jeruk, hanya 98 hektar yang produktif.
“Saat panen raya, harga jeruk sering anjlok. Petani juga belum memiliki kemampuan mengolah hasil panen untuk menghasilkan produk turunan seperti jus atau olahan lainnya,” jelas Yenni.
Almuhiram, salah satu petani jeruk, juga mengungkapkan kendala yang dihadapi, seperti mahalnya pupuk, kurangnya perawatan, dan ketiadaan branding untuk memperluas pasar.
“Jeruk kami belum memiliki brand yang dikenal luas. Selain itu, kami butuh akses ke marketplace untuk menjual jeruk secara online. Kami berharap ada dukungan lebih lanjut untuk memperkenalkan jeruk Sejiram ke pasar yang lebih besar,” ujarnya.
General Manager PLN UID Kalimantan Barat, Joice Lanny Wantania, menegaskan bahwa PLN akan terus mendukung masyarakat melalui program TJSL untuk meningkatkan perekonomian lokal.
“Dengan upaya ini, diharapkan masa keemasan jeruk Tebas dapat kembali, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Sejiram dan sekitarnya,’’ujarnya.