Menepis Kekeliruan Investigasi Tempo, Muannas: Ada Upaya Adu Domba Jokowi dan Aguan

Potret Muannas Alaidid
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Praktisi hukum Muannas Alaidid menilai ada upaya sistematis untuk memanipulasi hasil wawancara yang dilakukan Tempo terhadap Sugianto Kusuma (Aguan), pemilik Agung Sedayu Group, terkait polemik Proyek Strategis Nasional (PSN) PIK 2 dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

Sejumlah Warga Desa Kalibaru dan Kohod Sebut Said Didu Provokatif, Ternyata Ini Sebabnya

Muannas mengungkapkan, sebuah kekeliruan besar terjadi dalam pemberitaan Tempo pada 8 Desember 2024 yang berpotensi dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk memfitnah dan memecah belah hubungan antara mantan Presiden Jokowi dan Aguan.

Menurut Muannas, terdapat kesalahan serius dalam interpretasi dan penyajian kutipan dalam wawancara Tempo, khususnya terkait dengan respons Aguan mengenai alasan berinvestasi di IKN.

KH Said Aqil dan Ulama Banten Dukung Revitalisasi Tanah Proyek Strategis Nasional PIK 2

Dalam berita tersebut, Aguan dikutip mengatakan, "Mengapa Anda mau berinvestasi di IKN? Perintah, ha-ha-ha... Kami mesti menjaga wajah presiden."

Namun, Muannas berpendapat bahwa kutipan tersebut tidak utuh dan keluar dari konteks yang sebenarnya.

Charlie Chandra Diduga Manipulasi Klaim Kepemilikan Tanah PIK 2, Fakta Hukum Terungkap

“Ada kekeliruan besar dalam cara Tempo mengutip jawaban Aguan. Apa yang sebenarnya dikatakan Aguan adalah, 'Sebagai anak bangsa, muka presiden harus kita jaga di mata dunia.' Itu adalah respons yang penuh penghargaan terhadap presiden, bukan pernyataan yang menggambarkan tekanan dari Presiden Jokowi,” jelas Muannas.

Kekeliruan penyajian ini, menurutnya, menimbulkan kesan seolah-olah Aguan ditekan untuk berinvestasi, padahal itu tidak benar. Muannas menilai bahwa kesalahan dalam pemberitaan ini telah dimanfaatkan oleh kelompok yang selama ini aktif menyerang Aguan dan proyek-proyek nasional seperti PSN PIK 2 dan IKN.

Menurutnya, kelompok yang dipimpin oleh Said Didu dan beberapa tokoh lain menggunakan kekeliruan tersebut untuk menyebarkan fitnah dan menciptakan narasi yang merusak hubungan antara Jokowi dan Aguan.

“Kesalahan ini dimanfaatkan oleh Said Didu dan kelompoknya untuk melancarkan serangan terhadap Aguan. Mereka mencoba membenturkan Aguan dengan Jokowi dengan cara yang sangat keji dan manipulatif. Ini adalah upaya untuk memecah belah dan menciptakan perpecahan di antara mereka yang sebenarnya bekerja untuk kemajuan Indonesia,” kata Muannas dengan tegas.

Muannas juga menyoroti sebuah cuitan Said Didu yang semakin memperburuk situasi. Dalam cuitannya, Said Didu menyebut bahwa pembangunan IKN merupakan.

“Ambisi pribadi Jokowi” dan menuduh pemerintah berbohong soal banyaknya investor yang tertarik.

Muannas menilai cuitan tersebut sangat berbahaya dan menyesatkan.

Manipulasi dan Adu Domba di Media Sosial

Tak hanya Said Didu, Muannas juga mengungkapkan bahwa upaya adu domba ini juga dilakukan oleh Edy Mulyadi melalui media sosial.

Dalam sebuah cuitannya, Edy Mulyadi menyebutkan bahwa Aguan mulai "cuci tangan" dan menjadi "korban Jokowi" terkait proyek IKN.

Cuitan tersebut menyiratkan bahwa Aguan mencoba menghindar dari tanggung jawab dengan cara berpura-pura menjadi korban.

“Ini semua adalah bagian dari agenda yang lebih besar untuk memecah belah. Kekeliruan yang dimunculkan Tempo digunakan sebagai senjata untuk menyerang Aguan dan menyudutkan Jokowi.

Cuitan-cuitan yang muncul di media sosial penuh dengan kebencian dan hasutan.

Mereka mencoba memanfaatkan momen ini untuk memprovokasi dan menciptakan ketegangan yang tidak perlu,” ujar Muannas.

Muannas menganggap bahwa kelompok-kelompok yang berusaha menciptakan keretakan antara Jokowi dan Aguan sebenarnya memiliki agenda yang lebih besar—menghalangi kemajuan Indonesia.

Menurutnya, mereka yang berusaha menyerang proyek nasional seperti IKN dan PSN PIK 2 adalah mereka yang tidak menginginkan Indonesia maju.

“Ada pihak-pihak yang merasa terancam dengan kemajuan Indonesia, terutama dengan proyek-proyek besar yang melibatkan investasi dalam negeri dan luar negeri.

Mereka ingin menghentikan pembangunan, dengan cara membenturkan tokoh-tokoh besar seperti Jokowi dan Aguan. Ini bukan hanya soal politik, tetapi soal kepentingan tertentu yang tidak ingin Indonesia bergerak maju,” jelas Muannas.

Pentingnya Menjaga Objektivitas Media

Muannas juga mengingatkan bahwa peran media, terutama media besar seperti Tempo, sangat penting dalam menjaga objektivitas dan keakuratan informasi.

Penyajian informasi yang tidak lengkap atau menyesatkan dapat dengan mudah dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok tertentu yang ingin merusak hubungan antara tokoh-tokoh penting dalam pemerintahan.

“Media harusnya bisa menyajikan informasi yang utuh dan tidak memanipulasi kutipan. Jika tidak, kesalahan ini bisa dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan yang merugikan bangsa dan negara. Kita harus selalu waspada dengan penyebaran informasi yang dapat merusak integritas dan persatuan kita,” pungkas Muannas.

Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya kehati-hatian dalam mengelola informasi dan menjaga hubungan antar tokoh negara.

Kekeliruan dalam pemberitaan Tempo telah dimanfaatkan untuk menyebarkan fitnah dan menciptakan narasi yang tidak benar, dengan tujuan utama untuk memecah belah hubungan antara Presiden Jokowi dan Aguan.

Masyarakat harus waspada terhadap upaya adu domba yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu yang tidak menginginkan kemajuan Indonesia.

Dalam situasi seperti ini, sangat penting untuk tetap objektif dan tidak terprovokasi oleh informasi yang tidak jelas kebenarannya