Terinspirasi Walisongo, Gus Miftah Dorong Indonesia Jadi Contoh Toleransi Antar Umat Beragama
- Istimewa
Sunan Ampel mengajarkan prinsip Angajawi, yang berarti menjadi seorang muslim tetaplah wajib menjadi pribumi.
Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan lainnya tetap tegak kokoh dan megah di bawah Kesultanan Demak, Kesultanan Pajang, Kesultanan Mataram, Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Bonang adalah cerita lain, yang menggunakan kebudayaan dan kesenian sebagai media dakwah.
Sunan Muria mengarang kisah dan alur ceritanya, lalu Sunan Kalijaga menampilkannya dalam sebuah pertunjukan wayang.
Sementara Sunan Bonang menciptakan alat-alat gamelannya.
"Islam ala Walisongo menjadi tonggak toleransi dan koeksistensi di Nusantara. Semua itu tiada lain karena Al-Quran juga menyebut kelompok sosial dalam suatu bangsa dengan beraneka macamnya," ucap Gus Miftah.
Ia menambahkan, setidaknya ada sembilan penyebutan yang mengarah pada makna toleransi dan koeksistensi: Qoum (383x), Ummah (51x), Syu'ub (1x), Qabail (2x), Firqoh (29x), Thoifah (24x), Hizb (20x), Fauz (5x), dan Ahl (124x).