Mahasiswa UI Protes Insenerator Sampah, Chandra Sentil Petahana Depok: Menurut Saya Ugal-ugalan

Ilustrasi sampah Depok. Chandra kritik penggunaan insenerator
Sumber :
  • Istimewa

Kemudian yang kedua, juga diperkecil ukurannya, volume dan jenisnya. Adapun di Kota Depok berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), 62 persen itu adalah limbah organik. 

Supian-Chandra Siap Naikan Gaji Guru Honorer di Kota Depok hingga 2 Kali Lipat: Bukan PHP

"Nah sampah organik itu banyak mengandung air. Jadi sebenarnya enggak cocok kalau dibakar pakai insenerator. 21 persen itu sampah plastik, juga masih dibakar," tuturnya.

Menurut Chandra, seharusnya itu bisa di daur ulang. Bukan malah menggunakan insenerator yang dapat menyebabkan kanker, akibat gas beracun.  

Legislator Gerindra Pastikan Supian-Chandra Geber Revolusi Putih di Kota Depok

"Mungkin tadi sudah dibilang, mungkin jadi RDF (Refuse Derived Fuel) dan lain-lain. Nah sisanya sekian belas persen itu kalaupun di insenarator, kemudian fisibel enggak kalau kemudian memang mau dipakai insenerator?" tanya dia.

"Nah masalahnya adalah, pengolahan dengan insenerator itu adalah opsi paling-paling terakhir," sambungnya. 

Eks Aktivis 98 Curiga SKSG Jadi Modus Jual Beli Gelar Doktor di Kampus UI: Copot yang Terlibat

Sebab, kata Chandra, penggunaan insenerator akan menghasilkan emisi gas-gas berbahaya. Contohnya gas emisi rumah kaca, dan menurutnya ini sangat bertentangan dengan semangat konsep hari ini, yaitu pembangunan berkelanjutan. 

"Kita hari ini sedang menghadapi yang namanya krisis iklim, akan juga berdampak pada krisis air dan itu diakibatkan dari banyaknya rumah kaca," bebernya.

Halaman Selanjutnya
img_title