Mengenang Aksi Heroisme Arek Suroboyo Dalam Peristiwa 10 November
- Dok/Sejarah Indonesia
Siap – Aksi heroik arek Suroboyo dalam peristiwa 10 November 1945 tercatat sebagai tinta emas perlawanan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan. Peristiwa itu kemudian dikenang dan diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Sejarah mencatat, perlawanan 10 November merupakan bukti rakyat Indonesia memegang teguh prinsip Merdeka atau Mati!
Perlawanan sengit arek-arek Suroboyo tidak terlepas dari aksi Belanda melalui NICA yang memboncengi kedatangan sekutu yang dipimpin oleh Inggris untuk melucuti tentara Jepang.
Dalam menjalankan misinya di Surabaya, pihak Inggris pada awalnya hanya mengerahkan Brigade Infanteri India ke-49 yang berada di bawah pimpinan komando Brigadir Mallaby yang memiliki kekuatan antara 4.000 hingga 6.000 pasukan.
Para pasukan sekutu yang tiba Surabaya tersebut belum boleh mendarat sebelum mendapatkan izin dari pimpinan Indonesia yang ada di Jakarta.
Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya perundingan antara pimpinan sekutu dengan pimpinan Indonesia yang ada di Surabaya.
Pimpinan Indonesia yang ada di Surabaya pada saat itu adalah Gubernur Jawa Timur Suryo, Komandan TKR Karesidenan Surabaya dokter Moestopo, Residen Surabaya Sudirman, Radjamin Nasution, Ketua KNI Doel Arnowo, Ruslan Abdulgani, Djoko Sawondho, Rustam Zain, Djoko Sawondho, Mohammad, Inspektur Soejono Prawibismo, Moh Jassin, dan Mr. Masmuin.