Mengenal Kostrad, Satuan AD yang Pernah Dipimpin Soeharto
- Istimewa
Siap – Kostrad atau Komando Strategis Angkatan Darat merupakan pasukan cadangan yang berada di TNI Angkatan Darat (AD). Kostrad dibentuk pada awal tahun 1961 tepatnya tanggal 6 Maret 1961, yang kini ditetapkan sebagai hari lahirnya.
Saat itu Kostrad diresmikan dengan nama Cadangan Umum Angkatan Darat (CADUAD), di mana Mayjen TNI Soeharto ditunjuk menjadi Panglima KORRA I CADUAD.
Adapun pengisian personel KORRA I CADUAD diambil dari Kodam-Kodam, serta pendidikan dasar masing-masing kecabangan.
Dengan demikian, KORRA I/CADUAD saat itu mempunyai kekuatan I Divisi Inf dengan memiliki pasukan inti 1 Brigade Para, satuan Banpur dan satuan Banmin.
Sementara dalam bentuk organisasinya, Kostrad mempunyai bentuk komando lapangan yang terdiri dari Markas Komando, Markas Divisi, Brigade dan gugusan tempur bantuan tempur dan Bantuan administrasi.
Dalam hal ini, Kostrad berkedudukan sebagai komando utama (Kotama) yang pembinaannya berkedudukan langsung dibawah Kasad. Sementara operasional Kostrad berkedudukan langsung dibawah Panglima TNI.
Sejak dibentuk pertama kali, Kostrad yang kala itu masih bernama KORRA I/CADUAD diberi kepercayaan untuk melaksanakan sejumlah tugas besar. Salah satunya yang terkenal adalah operasi TRIKORA untuk membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda.
Dikutip dari laman resmi kostrad.mil.id, dituliskan bahwa tugas Kostrad yakni, membina kesiapan operasional atas segenap jajaran komandonya dan menyelenggarakan operasi pertahanan tingkat strategis sesuai dengan kebijaksanaan Panglima TNI.
Terdapat dua fungsi utama Kostrad yakni menyelenggarakan Operasi Militer untuk Perang (OMP) dan atau Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Untuk OMSP, Kostrad berfungsi menjalankan 7 tugas seperti intelijen, operasi latihan kesiapan satuan, pengembangan SDM pendukung tugas Kostrad, logistik mulai dari pembekalan, pemeliharaan hingga angkutan.
Kemudian, kegiatan bidang teritorial, Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), dan yang terakhir pengawasan dan pemeriksaan.
Semua tugas dan fungsi tersebut diselenggarakan agar seluruh program kerja dapat terlaksana secara akuntabel dalam rangka mendukung tugas pokok Kostrad.
Demi melaksanakan tugas dan fungsinya, Kostrad memiliki 3 satuan yang terdiri dari Divisi Infanteri I, Divisi Infanteri 2, dan Divisi Infanteri 3.
Divisi Infanteri I
Kekuatan dan klasifikasi pasukan Divisi Infanteri 1 Kostrad menjadi salah satu bagian dari pasukan pemukul reaksi cepat atau PPRC TNI yaitu satuan komando tugas TNI yang dibentuk khusus dan berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI.
Dalam tugas pokoknya PPRC merupakan penindak awal terhadap trouble spot yang terjadi di wilayah tertentu untuk melaksanakan operasi berdiri sendiri atau membantu komando operasional lain baik dalam OMP atau OMSP.
Divisi Infanteri 2
Merujuk pada meputusan Kasad Nomor Kep/9/V/1978 tentang Pokok-pokok Organisasi dan Tugas Kostrad ), Kopur II yang kini bernams Divisi Infanteri 2 KOSTRAD, berada pada tingkat komando satuan pelaksana.
Sebagai konsekuensinya, divisi ini diberi delegasi wewenang pembinaan terhadap satuan Infanteri. Sejak tanggal 8 Maret 1979 satuan Brigif 6, Brigif 9 dan Brigif 13 beserta jajarannya berada di bawah komando pengendalian serta pembinaan Pangkopur II sesuai dengan Surat Perintah Pangkostrad Nomor Sprin /347/III/1979 tanggal 8 Maret 1979.
Divisi Infanteri 3
Divisi Infanteri 3 Kostrad merupakan satuan baru di bawah jajaran Kostrad yang memiliki tugas pokok membina kesiapan operasional satuan-satuan tempur di bawah komandonya agar senantiasa siap dihadapkan kepada kemungkinan pelaksanaan tugas pada tingkat strategis.
Arti Lambang Kostrad
Lambang Kostrad diambil dari kisah pewayangan perang Bharatayuda adalah perang saudara antara Pandawa dan Kurawa di tegal Kurusetra. Dalam perang tersebut Arjuna sebagai putra panengah Pandawa naik kereta dengan kusirnya Prabu Kresna yang sekaligus sebagai penasehatnya Pandawa.
Dalam kisah tersebut, Kresna memiliki senjata pamungkas yang tidak sembarangan waktu keluarnya, tapi kalau sudah keluar tidak ada satu prajurit pun yang mampu mengalahkan kesaktiannya, yaitu ”Cakra”. Senjata cakra ini dijadikan inspirasi sebagai lambang ”Kostrad".
Dalam sejarah lain, lambang ”Cakra” sudah ada sejak zaman purbakala sebagai lambang negara, yang mempunyai makna yang tangguh dan tegas dalam menjalankan kewajibannya.
Selain itu, Cakra juga diyakini sebagai senjata astuti yang secara lahiriah sebagai juru selamat yang ampuh yang dapat digunakan sebagai senjata budi.
Cakra juga diyakini sebagai ”Sapta agni” lambang senjata yang menentukan dimana tujuh gigi yang berupa obor melambangkan tujuh pedoman TNI adalah yang meliputi kekuatan, kesaktian dan keabadian sapta marga.
Sementara lingkaran dalam dihiasi dengan bunga teratai berdaun lima melambangkan kebenaran, kesucian dan keagungan Pancasila sekaligus menunjukan kekuatan persatuan.