Nusron Wahid Fokus Berantas Mafia Tanah, DPR: Kita Dukung

Menteri ATR/Kepala BPN Nusron Wahid.
Sumber :
  • viva.co.id

Siap – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional  (ATR/BPN) Nusron Wahid diminta memperkuat penegakan hukum untuk menyelesaikan isu mafia tanah.

Viral Video Puan Maharani Bagi-bagi Uang Rp 25 Juta Usai Terpilih Kembali Jadi Ketua DPR?

Sepanjang tahun 2023, Kementerian ATR/BPN diketahui mengungkap 86 target operasi kasus mafia tanah dengan 159 tersangka. Masalah mafia tanah merupakan salah satu pekerjaan rumah (PR) yang harus segera diselesaikan.

"Kita dukung apa yang jadi keinginan Pak menteri (ATR) untuk membenahi internal dan tata kelola di dalam kementerian sebagai upaya pencegahan terhadap praktik mafia tanah," kata Anggota Komisi II DPR Ahmad Irawan seperti dikutip dari keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis, 24 Oktober 2024.

DPR Pastikan Persiapan Pelantikan Prabowo-Gibran sudah Matang

Mafia tanah sendiri merupakan kejahatan pertanahan yang dilakukan baik secara individu, kelompok, dan/atau badan hukum secara terencana, terstruktur, dan/atau terorganisir untuk memperoleh hak atas tanah dengan cara melakukan tindak pidana.

"Kejahatan di bidang pertanahan sebenarnya tidak sulit untuk diungkap dan diberantas. Asal Pemerintah memiliki keinginan yang kuat," katanya.

Sebanyak 13 Panggung Hiburan Bakal Digelar di Sudirman, Usai Pelantikan Prabowo-Gibran

Biasanya kasus mafia tanah meliputi pemalsuan dokumen hingga surat keterangan tanah. Tindakan ini dapat menyebabkan sengketa tanah akibat adanya lebih dari satu surat tanah untuk satu bidang tanah yang sama.

"Karena biasanya skema kejahatan pertanahan pasti meninggalkan jejak dan bukti kejahatan (evidence) yang jelas berupa dokumen kepemilikan," katanya.

Wawan mendukung prioritas Menteri ATR/Kepala BPN Nusron Wahid yang ingin fokus mengurus kejahatan di bidang pertanahan dalam 100 hari kerjanya ke depan. Sebab masalah tanah menjadi salah satu hal yang sering dikeluhkan masyarakat.

"Contoh kejahatan di bidang pertanahan seperti pemalsuan sertifikat dan sebagainya," katanya.

Anggota Komisi DPR yang membidangi urusan Pertanahan dan Pemberdayaan Aparatur, Pemilu, serta Pemerintahan Dalam Negeri itu pun memberikan sejumlah rekomendasi yang dapat dilakukan dalam upaya pemberantasan mafia tanah. Di antaranya, dengan memperluas cakupan kebijakan dan penguatan penegakan hukum.

"Dalam pemberantasan mafia tanah perlu memperluas cakupan kebijakan, penguatan dan kerja sama dengan otoritas penegak hukum agar proses hukum berjalan sesuai aturan yang berlaku," katanya.

Upaya lain yang dapat dilakukan untuk membongkar kejahatan mafia tanah, menurut Wawan, adalah dengan langkah dekriminalisasi melalui pendekatan digitalisasi, administrasi negara dan keperdataan.

"Pihak ATR/BPN sebagai single authority dalam melegalisasi hak kepemilikan bersifat aktif dalam memberikan perlindungan hukum (rechtsbecherming)," tandasnya.