Mengurai Jejak Suku Hokkian di Kota Bogor

Jalan Surya Kencana, Bogor, pada masa pemerintahan Hindia-Belanda.
Sumber :
  • kominfo.kotabogor.go.id

Perekonomian dan kesejahteraan etnis Tionghoa pun perlahan membaik. Dalam hal ini, katanya, tentu ada peranan masyarakat lokal yang begitu ramah menerima kehadiran mereka.

Kisah Jatuh Bangun Grup Srimulat yang Jarang Diketahui Masyarakat

Generasi pertama Tionghoa, kata Ayung, sangat menjaga hubungan baik dengan masyarakat asli sehingga dari situlah asimilasi budaya bahkan kawin silang antara Tionghoa dengan masyarakat lokal marak terjadi.

"Kalau masalah budaya, melebur menjadi satu. Perkawinan budaya dan juga pernikahan antara Tionghoa dengan masyarakat lokal. Dan untuk masalah agama, dari dulu tidak ada masalah. Kenyataan, tetap rukun hingga tua," katanya.

Lama Dipendam, Ternyata Ini Alasan Roger Danuarta Masuk Islam

Selain membaur dalam kerukunan, orang-orang Tionghoa yang pada dasarnya memang untuk berdagang, lambat laun memberdayakan masyarakat sekitar. Dengan mengandalkan tenaga masyarakat lokal, orang-orang Tionghoa kemudian merekrut mereka sebagai pekerja.

"Keakraban semakin erat ketika masyarakat juga diajak untuk bekerja. Itulah juga yang menyebabkan etnis Tionghoa semakin nyaman berada di Bogor. Sekarang, bisa kamu lihat di jalan ini. Begitu damai dengan keanekaragaman yang ada," tandasnya.

Bukan Kuliner Biasa, Soto Ternyata Bisa Jadi Obat, Lho!