Kisah Heroik Empat Marinir Lawan Tentara Malaysia Satu Kapal

Pasukan KKO saat Operasi Dwikora
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Demi menjaga integritas negara, pasukan KKO (kini Marinir) semakin memperketat kawasan. Salah satunya melakukan patroli rutin di perairan perbatasan Riau dan Singapura. Celakanya para pasukan yang bertugas menemui kendala. Mesin kapal mereka mendadak rusak.

12 September 1984: Memoar Peristiwa Berdarah Tanjung Priok, Tragedi HAM Kelam Orde Baru

Prajurit K Suratno bersama tiga anggotanya; Wahadi, Riyono, dan Muhani sempat khawatir. Mereka terombang-ambing di tengah lautan. Malangnya, arus air membawa para Marinir ke arah Singapura. Arkian mereka mendayung melawan arus menjauh dari batas teritori Singapura.

Saat itu, malam sangat gelap. Tidak seperti biasanya. Tidak ada sumber cahaya yang dapat mereka gunakan. Hanya sinar remang-remang yang terpantul dari langit ke permukaan laut, yang menjadi penerang jalan. Mereka tak boleh menyerah. Dayung mesti tetap dikayuh.

Hubungan Indonesia-Malaysia Memanas, Taji Marinir Bikin Tentara Jiran Ciut Nyali

Hal tersebut terang menyulitkan para Marinir mengindentifikasi kapal-kapal yang tengah berlayar. Termasuk ketika mereka salah memberhentikan kapal untuk dimintai tolong.

Matanasi dan Kurniawan dalam buku Hantu Laut; KKO-Marinir Indonesia menceritakan bahwa di antara gelapnya malam tersebut sebuah kapal melintas di depan kapal kecil yang ditumpangi Marinir.

Rintihan Veteran Depok di Balik Meriahnya HUT Kemerdekaan RI

Prajurit-prajurit muda itu sontak berhenti mendayung, dan segera merapat ke dinding kapal. "Namun, kapal yang mereka tempeli adalah kapal perang milik tentara Malaysia, bernama Sri Selangor."

Pasukan di kapal Sri Selangor berteriak memperkenalkan diri. Kemudian bertanya kepada Marinir tentang jati diri mereka. "Pasukan Marinir kaget bukan alang kepalang." Tapi mental ksatria tetap mereka tunjukkan. Teriakan balasan pun dilantangkan.

Halaman Selanjutnya
img_title