Ngeri, Ini Analisis Daddy Palgunadi Soal Anies Diduga Batal Diusung PDIP, Sinyal 11 dari 100 ?
- Istimewa
Siap –Tidak disebutnya nama Anies Baswedan dalam pengumuman calon kepala daerah PDI Perjuangan pada Senin 26/8/2024 kemarin menuai beragam tanggapan dari berbagai pihak.
Tak hanya itu, beragam spekulasi terkait pencalonan Anies Baswedan di Pilkada atau Pilgub Jakarta 2024 berkembang liar ditengah masyarakat, lantaran sebelum santer isu Anies Baswedan bakal maju di Pilgub Jakarta diusung oleh PDI Perjuangan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Gema Perjuangan Maharani Nusantara (GPMN) Daddy Palgunadi mengatakan bahwa PDIP berada dalam dilema ketika disodorkan nama Anies Baswedan untuk diusung dalam Pilgub Jakarta.
Lebih lanjut Daddy mengatakan, memang disatu sisi elektabilitas Anies Baswedan cukup lumayan jika diusung, namun PDIP sendiri juga merupakan partai pelopor yang memiliki ideologi dalam berpolitik.
'Pro- kontra dalam internal PDIP diduga pasti terjadi terkait hal itu, namun lagi lagi segala keputusan tetap berada di tangan ketum, dalam hal ini bu Megawati," katanya.
Tidak adanya argumen apa apa saat nama Anies tak disebut dalam pengumuman cakada dari Megawati tersebut, kata Daddy, jadi suatu tanda tanya besar ditengah publik.
Jika seperti itu, lanjut Daddy, dirinya menduga ketum PDIP tersebut pastinya telah memiliki cara tersendiri dalam mengambil keputusan, namun jika melihat kebelakang, ada kemungkinan juga Megawati telah menangkap sinyal dari Prabowo soal Anies.
Seperti diketahui kata Daddy, calon presiden terpilih Prabowo Subianto dalam sambutannya di acara Partai Amanat Nasional (PAN) sempat menyinggung Anies Baswedan dengan menyebut soal pemberian nilai saat debat capres silam.
"Ada kemungkinan bu Mega dapat menangkap sinyal dari Prabowo tersebut hingga akhirnya memiliki pertimbangan sendiri untuk mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta," ungkap Daddy.
Namun demikian, Daddy menuturkan, hal itu hanya analisis dirinya sebagai ketua umum ormas politik dan mantan aktivis 98, dan teka teki terkait apakah PDIP lebih memilih antara mengusung Anies Baswedan ketimbang kader internal, itu hanya Megawati sendiri yang tau.
"Ini hanya analisis dengan melihat konstelasi politik yang terjadi, karena mungkin jika PDIP sampai mengusung Anies Baswedan dan Pilgub Jakarta bisa membawa dampak terhadap hubungan antara PDIP dan Pemerintahan selanjutnya yang dipimpin oleh Prabowo Subianto sebagai Presiden," pungkas Daddy.
Untuk diketahui, sebelumnya sempat ramai diberitakan bahwa Prabowo bercerita dalam sejarahnya, Indonesia selalu diganggu oleh kekuatan asing yang membuat masyarakatnya terpecah belah.
Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat tetap rukun dan damai.
“Rakyat kita butuh golongan elite yang bisa rukun, bisa bersatu bukan selalu mencari-mencari kesalahan. Semua tokoh atau pemipin pasti ada kesalahan," kata Prabowo di sambut riuh kader PAN.
Menteri Pertahan itu mengaku tahu kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat oleh para tokoh.
“Mau buka-bukaan? Hah? mau?" tanya Prabowo.
“Jangan, karena kita ini ingin yang terbaik. Rayat butuh ketenangan, rakyat butuh kedamaian, rakyat butuh kerukunan, rakyat butuh pemimpin-pemimpinnya bekerja sama.”katanya.
Prabowo kemudian menyinggung ciri pemimpin yang baik, yakni seorang pejuang yang harus berani dan tidak memiliki dendam.
Ia kemudian mengungkit nilai 11 dari 100.
Meski tidak menyebut nama, diketahui nilai 11 itu diberikan oleh Anies Baswedan kepadanya saat debat calon presiden 2024 pada Ahad, 7 Januari 2024 di Istora Senayan.
“Jadi, saya enggak ada masalah. Saya diberi nilai 11. enggak apa-apa. Sungguh, karena rakyat saya memberi nilai saya 58,58 persen,” ucapnya yang mengaku tak memiliki dendam.